Martapura, (Antaranews Kalsel) - Kesultanan Banjar bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin pada Kegiatan Seminar Sejarah dan Budaya Banjar yang bertema “Peran Kesultanan Banjar dalam mengangkat Marwah Budaya Banjar dari Perspektif Sejarah dan Budaya” di kampus Sekolah tinggi tersebut, Rabu (21/10).


Seminar ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjar H Abdul Ghani, para Guru Sejarah, Mahasiswa, Pelajar dan Masyakat.

Nara sumber yang menjadi Pembicara yaitu Hj. Gusti Muzainah dan Yusliani Noor.

Kesultanan Banjar berkomitmen untuk terus meningkatkan dan menggali secara intelektual sejarah dan budaya banjar yang begitu kaya dengan warisan adat dan budaya.

Sejarah budaya Banjar terpendam karena keterbatasan akan terus ditingkatkan melalui seminar budaya seminar ini adalah agar dapat memberikan nilai nila budaya dan tradisi banjar masa lalu, pencerahan kepada masyarakat  karena minimnya riset dan diskusi – diskusi tentang sejarah itu sendiri.

Begitu pentingnya identitas budaya sebagai paying dari suatu kebudayaan Sejarah dianggap sebagai masal lalu, kisah adahal bila dilihat, Undang - Undang Sultan Adam (UUSA) telah mampu menjangkau mulai perkawinan, pertanahan, ekonomi dan sebagainya.

Kesultanan Banjar yang telah di bentuk kembali oleh Lembaga Adat dan Kekerabatan Kesultanan Banjar sejak tahun 2010 dan memutuskan Pangeran Khairul Saleh sebagai Raja Muda serta melantik beliau dalam tahun 2012 sebagai Sultan Banjar, Kesultan Banjar di bangkitkan dalam konteks Budaya.

Dengan bangkitnya Kesultanan Banjar dapat memberikan angin segar bagi upaya meningkatkan marwah kebudayaan banjar yang telah lama hilang setelah Kesultanan Banjar di bumi hanguskan oleh penjajah Belanda.(yani/e).

Pewarta: Asmuni

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015