"Kota Apam" Barabai (165 kilometer timur laut Banjarmasin), ibukota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan hingga kini, 29 November 2021masih terendam akibat banjir kiriman.

Pewarta Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) dari Banjarmasin yang melakukan perjalanan ke "Bumi Murakata" HST, Senin melaporkan, selain perkantoran pemerintah kabupaten (Pemkab) setempat, juga sejumlah rumah penduduk kota Barabai terendam.

Bahkan ada yang ketinggian air di dalam rumah sampai selutut orang dewasa atau sekitar setengah meter.

Sebagai contoh, pengakuan H Juhrani di rumahnya Jalan Manjang Barabai ketinggian air selutut dia, dan masih banyak rumah warga yang terendam hingga ke dalam, ujarnya.

Oleh karenanya laki-laki berusia sekitar 70 tahun itu terpaksa mengungsi ke Barabai Darat yang ketinggian airnya hanya sampai pekarangan/halaman rumah.
Keadaan Polres Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan di Barabai (165 kilometer timur laut Banjarmasin) masih terendam, 29 November 2021. (Istimewa)

Sejumlah kawasan kota apam Barabai yang oleh Presiden Soekarno menjuluki "Bandung Kalimantan" dan masa Hindia Belanda disebut "Bandung van Borneo" terendam air sejak 26 November lalu.

Banjir kiriman yang merendam Bandung van Borneo itu selain dari Kali Benawa, juga luapan Bendungan Intangan Kecamatan Batang Alai Selatan (BAS), HST dan Bendungan Kalibaru Kec. Batu Benawa yang pula berhulu di kawasan Pegunungan Meratus.

Faktor lain yang menyebabkan air lama merendam kota apam Barabai (apam merupakan kue khas daerah tersebut) karena hilirnya seperti Danau Mantaas Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), HST dan Danau Pangang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) airnya "hunuk" (tidak bergerak karena kepenuhan).

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021