Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sang maestro pencipta lagu Banjar, Kalimantan Selatan, H Anang Ardiansyah wafat dalam usia 76 tahun pada Jumat, (7/8) pukul 01.20 Wita.
Menurut putra almarhum pencipta lagu banjar sebanyak 103 judul lagu itu, Riswan Rifandi, ayahnya menghembuskan napasnya di Rumah Sakit (RS) Suaka Insan di ruang ICU karena penyakit struk.
"Ayah memang mengalami komplikasi," ujarnya.
Dia menyatakan, setelah dibawa ke rumah duka di Jalan Banjar Indah Permai Komplek Mahoni, Banjarmasin Timur, sang pencipta lagu berjudul Paris Barantai dan Gunung Bamega itu akan disemayamkan di tempat peristirahatan trakhirnya di Alkah Guntung Lua, Banjarbaru.
"Kami sekeluarga memohon maaf dan keikhlasannya bagi seluruh lapisan masyarakat, jika dalam pergaulan beliau ada kekhilafan," ucapnya.
Meninggalnya sang maestro ini cukup membuat kaget para pekerja seni di Kalsel, hampir semua seniman daerah dan pejabat daerah melayat kerumah duka.
Salah satunya, Koordinator Karya Cipta Indonesia (KCI) wilayah Kalimantan Selatan Hesly Junianto yang menyatakan figur H Anang Adriansyah sebagai seniman daerah yang namanya sudah menasional, hingga kematiannya menjadi duka semua penggiat seni.
"Sebab beliau bisa kita katakan bapaknya seniman lagu Banjar, sebab karya ciptanya memang hampir tidak ada duanya, baik lirik maupun syairnya," kata mantan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banjarmasin itu.
Pihaknya di KCI, kata Hesly, sudah mendaftarkan semua lagu ciptaan sang maestro ke daftar karya cipta Indonesia, sebagai hak paten yang ada nilai royalti.
"Insya Allah, pada Desember 2015 ini, royalti ciptaan lagu H Anang sudah mulai keluar, bahkan ini berjalan hingga tujuh turunan warisnya," tuturnya.
Di antara seniman yang hadir lagi di kediaman rumah duka adalah Maestro Kesenian dan Kebudayaan Banjar, Datu H Adjim Arijadi.
"Beliau teman saya berkesenian, dan karyanya memang luar biasa dan fenomenal," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Menurut putra almarhum pencipta lagu banjar sebanyak 103 judul lagu itu, Riswan Rifandi, ayahnya menghembuskan napasnya di Rumah Sakit (RS) Suaka Insan di ruang ICU karena penyakit struk.
"Ayah memang mengalami komplikasi," ujarnya.
Dia menyatakan, setelah dibawa ke rumah duka di Jalan Banjar Indah Permai Komplek Mahoni, Banjarmasin Timur, sang pencipta lagu berjudul Paris Barantai dan Gunung Bamega itu akan disemayamkan di tempat peristirahatan trakhirnya di Alkah Guntung Lua, Banjarbaru.
"Kami sekeluarga memohon maaf dan keikhlasannya bagi seluruh lapisan masyarakat, jika dalam pergaulan beliau ada kekhilafan," ucapnya.
Meninggalnya sang maestro ini cukup membuat kaget para pekerja seni di Kalsel, hampir semua seniman daerah dan pejabat daerah melayat kerumah duka.
Salah satunya, Koordinator Karya Cipta Indonesia (KCI) wilayah Kalimantan Selatan Hesly Junianto yang menyatakan figur H Anang Adriansyah sebagai seniman daerah yang namanya sudah menasional, hingga kematiannya menjadi duka semua penggiat seni.
"Sebab beliau bisa kita katakan bapaknya seniman lagu Banjar, sebab karya ciptanya memang hampir tidak ada duanya, baik lirik maupun syairnya," kata mantan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Banjarmasin itu.
Pihaknya di KCI, kata Hesly, sudah mendaftarkan semua lagu ciptaan sang maestro ke daftar karya cipta Indonesia, sebagai hak paten yang ada nilai royalti.
"Insya Allah, pada Desember 2015 ini, royalti ciptaan lagu H Anang sudah mulai keluar, bahkan ini berjalan hingga tujuh turunan warisnya," tuturnya.
Di antara seniman yang hadir lagi di kediaman rumah duka adalah Maestro Kesenian dan Kebudayaan Banjar, Datu H Adjim Arijadi.
"Beliau teman saya berkesenian, dan karyanya memang luar biasa dan fenomenal," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015