Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) terus berupaya meningkatkan ekonomi warganya, salah satunya dengan mengembangkan jenis tanaman kopi di wilayah pegunungan meratus.
"Wilayah meratus akan kita dijadikan pusat pengembangan kopi di Kalimantan Selatan (Kalsel)," kata Pj Sekda HST Muhammad Yani, Sabtu (2/10).
Menurut dia, Pemkab telah bekerjasama dengan CSR Bank Kalsel dan Serikat Petani Indonesia (SPI) serta pihak ULM memulai pengembangan kopi.
"Lauching Kopi Meratus kemaren, merupakan langkah awal yang kita lakukan. Rasa kopi yang tumbuh di wilayah meratus dan diuji coba diolah serta dikemas oleh Kedai Kopi Borneo ternyata mempunyai cita rasa yang nikmat dan tidak kalah dengan jenis kopi lainnya," katanya.
Dikatakannya, ada tiga wilayah yang akan ditanami kopi, yaitu dataran rendah, tinggi dan sedang dengan empat jenis kopi yaitu Arabika, Rubusta, ekselsa dan Liberika.
"Ada sekitar 100 ribu bibit kopi yang akan ditanam dan memanfaatkan anak muda atau petani milenial yang akan dibina dan dilatih mulai dari menanam kopi, merawat, memetik atau panen hingga mengolahnya menjadi kopi yang berkualitas dan dibantu pemasarannya juga," kata Yani.
Sedangkan Bupati HST H Aulia Oktafiandi menilai, kopi merupakan tanaman perkebunan yang kini banyak dinikmati masyarakat dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.
"Wilayah kita juga memiliki potensi lahan yang sangat memadai dan suhu udara yang sangat cocok untuk ditanami kopi," ujarnya.
Kopi sendiri menurutnya sudah menjadi budaya bagi sebagian besar masyarakat terutama anak muda yang ada di HST. Namun sangat disayangkan kopi yang ada di kedai-kedai kopi dan banyak dikonsumsi masyarakat didatangkan dari luar.
"Dengan adanya produk Kopi Meratus ini merupakan produk unggulan yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan kopi lainnya. Semoga menjadi komoditas kopi lokal yang layak dijadikan produk unggulan untuk dikembangkan," kata Aulia.
Ketua SPI Kalsel, Dwi Putera Kurniawan menambahkan, kopi menjadi komoditas yang kini banyak diminati masyarakat dunia termasuk produk kopi lokal asal Kalsel.
"Sejauh ini kami belum bisa memenuhi permintaan pasar ekspor karena keterbatasan produksi kopi petani lokal," terangnya.
“Meratus menyimpan mutiara hitam yang ditanam dan ini merupakan harta yang luar biasa dan sebuah keberkahan di Pegunungan Meratus dapat ditanam empat macam jenis kopi," kata Dwi.
Ia optimis, awal tahun 2023 mendatang akan mencoba mencetak rekor muri dengan terus mengembangkan empat jenis kopi yang bisa ditanam di Pegunungan Meratus.
Baca juga: Launching Kopi Meratus
Baca juga: Mulai Oktober portal parkir 24 jam, Sekda HST: PAD bisa naik Rp1,5 M
Baca juga: Produk kreasi 'ecoprint' dari Barabai akan dibantu pemasarannya sampai luar negeri
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Wilayah meratus akan kita dijadikan pusat pengembangan kopi di Kalimantan Selatan (Kalsel)," kata Pj Sekda HST Muhammad Yani, Sabtu (2/10).
Menurut dia, Pemkab telah bekerjasama dengan CSR Bank Kalsel dan Serikat Petani Indonesia (SPI) serta pihak ULM memulai pengembangan kopi.
"Lauching Kopi Meratus kemaren, merupakan langkah awal yang kita lakukan. Rasa kopi yang tumbuh di wilayah meratus dan diuji coba diolah serta dikemas oleh Kedai Kopi Borneo ternyata mempunyai cita rasa yang nikmat dan tidak kalah dengan jenis kopi lainnya," katanya.
Dikatakannya, ada tiga wilayah yang akan ditanami kopi, yaitu dataran rendah, tinggi dan sedang dengan empat jenis kopi yaitu Arabika, Rubusta, ekselsa dan Liberika.
"Ada sekitar 100 ribu bibit kopi yang akan ditanam dan memanfaatkan anak muda atau petani milenial yang akan dibina dan dilatih mulai dari menanam kopi, merawat, memetik atau panen hingga mengolahnya menjadi kopi yang berkualitas dan dibantu pemasarannya juga," kata Yani.
Sedangkan Bupati HST H Aulia Oktafiandi menilai, kopi merupakan tanaman perkebunan yang kini banyak dinikmati masyarakat dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.
"Wilayah kita juga memiliki potensi lahan yang sangat memadai dan suhu udara yang sangat cocok untuk ditanami kopi," ujarnya.
Kopi sendiri menurutnya sudah menjadi budaya bagi sebagian besar masyarakat terutama anak muda yang ada di HST. Namun sangat disayangkan kopi yang ada di kedai-kedai kopi dan banyak dikonsumsi masyarakat didatangkan dari luar.
"Dengan adanya produk Kopi Meratus ini merupakan produk unggulan yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan kopi lainnya. Semoga menjadi komoditas kopi lokal yang layak dijadikan produk unggulan untuk dikembangkan," kata Aulia.
Ketua SPI Kalsel, Dwi Putera Kurniawan menambahkan, kopi menjadi komoditas yang kini banyak diminati masyarakat dunia termasuk produk kopi lokal asal Kalsel.
"Sejauh ini kami belum bisa memenuhi permintaan pasar ekspor karena keterbatasan produksi kopi petani lokal," terangnya.
“Meratus menyimpan mutiara hitam yang ditanam dan ini merupakan harta yang luar biasa dan sebuah keberkahan di Pegunungan Meratus dapat ditanam empat macam jenis kopi," kata Dwi.
Ia optimis, awal tahun 2023 mendatang akan mencoba mencetak rekor muri dengan terus mengembangkan empat jenis kopi yang bisa ditanam di Pegunungan Meratus.
Baca juga: Launching Kopi Meratus
Baca juga: Mulai Oktober portal parkir 24 jam, Sekda HST: PAD bisa naik Rp1,5 M
Baca juga: Produk kreasi 'ecoprint' dari Barabai akan dibantu pemasarannya sampai luar negeri
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021