Balai Bahasa Provinsi Kalsel menggelar bimbingan teknik (Bimtek) perlindungan sastra lisan basyair di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kamis (9/9) di Objek Wisata Baruh Bunga Kecamatan Batu Benawa.

"Kegiatan berlangsung selama dua hari dan diikuti sebanyak 39 pelajar serta komunitas pecinta seni dan sastra yang ada di HST," kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalsel Muhammad Lutfi Baihaqi, Kamis (9/9).

Menurutnya, yang menjadi sasaran pada kegiatan ini merupakan para generasi muda dan pelajar, karena merekalah nantinya yang mewarisi dan meneruskan pelestarian sastra lisan basyair ini.

"Tujuan kegiatan ini juga sebagai upaya untuk meneruskan tradisi lisan basyair agar tidak terancam punah. Makanya kita bekerjasama dengan komunitas agar bisa dikembangkan di masyarakat," katanya.

Ia melihat, perkembangan sastra lisan saat ini di Kalsel cukup menggembirakan dan di beberapa Kabupaten terus bergerak dijalankan oleh komunitas.

"Namun yang menjadi cacatan kami adalah para pelakunya sudah tua, jadi hal ini menjadi tugas kami dan pemerintah daerah untuk merevitalisasi," katanya.

Ia menyebutkan, ada tiga basis revitalisasi yang bisa dilakukan, yaitu berbasis keluarga mulai kegiatan-kegiatan kesenian di Desa atau RT, berbasis sekolah dengan memuat sastra lisan pada mata pelajar muatan lokal atau dijadikan ekstrakurikuler dan berbasis komunitas seperti yang kita lakukan hari ini.

Pj Sekda HST Muhammad Yani usai membuka acara mengatakan, sastra lisan ini cukup maju dan pesat sejak 2013 di Bumi Murakata, karena pemerintah menyediakan tempat lapak seni sastra di Taman Dwi Warna dan selalu menggelar acara setiap minggu saat car free day.

Namun menurutnya, saat pandemi ini pihaknya menyiasati dengan menggelar kegiatan seni sastra melalui virtual atau online agar para sastraean dapat terus berkarya.

"Antusias warga juga luar biasa, hal itu terbukti setiap kegiatan sastra lisan yang digelar selalu banyak pesertanya," kata Yani.

Pihaknya optimis sastra lisan ini terus bsrkembang di HST, karena secara geoantropoloagi orang Barabai ini banyak tukang kisah seperti almarhum Guru Masrawan, Almarhum Arkum Ali dan angkatan yang lebih muda seperti Almarhum Hamdani Akbar, Mr Gam dan Amat Banyai.

"Mereka itu terkenal tidak hanya di Kalsel, namun sampai ke pulau Sumatera, hal itu terbukti karena genetika sastra lisan itu banyak di tempat kita," tuntasnya.

Baca juga: Dispusip-Balai Bahasa bina komunitas literasi Tanah Laut
Baca juga: Diskusi terumpun resolusi konflik kebahasaan Balai Bahasa Kalsel di HSS
Baca juga: Komunitas literasi di HST terus dibina
Baca juga: Sembilan bahasa lokal di Kalsel masih lestari

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021