Azza Ilman Kustianto (18) akhrinya memutuskan melanjutkan kuliah setelah mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.

Menurut Azza, keputusannya untuk melanjutkan kuliah, setelah Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan Profesor Udiansyah datang ke rumahnya dan memberikan dukungan agar dia tetap berkuliah.

Anak pertama dari empat saudara pasangan almarhum Dwi Kustianto dan almarhumah Sarjiyah tersebut, awalnya mengurungkan niat untuk melanjutkan kuliah di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Kalimantan Selatan, setelah kedua oran tuanya meninggal karena COVID-19.

Azza mengaku, kendati telah diterima sebagai mahasiswa baru di ULM, namun karena kedua orang tuanya meninggal pada akhir Juli dan awal Agustus 2021 secara berturut-turut, dia terpaksa memendam dalam-dalam asannya, untuk melanjutkan ke perguruan tinggi dan berniat bekerja.

"Saya tidak berani untuk melanjutkan kuliah, karena memikirkan adik-adik saya. Saya sudah bulat untuk bekerja," katanya.

Namun setelah kedatangan Prof Udiansyah, Kakak dari Sabrina Sabilillah Kustianto (15), Aqila Sabilillah Kustianto (8) dan Kansha Arsila Kustianto (3,5) tersebut, akhrinya memutuskan untuk tetap kuliah.

"Setelah mendengar arahan Bapak Udiansyah, saya berpikir lagi, akhirnya saya memutuskan kuliah, dan memilih di Universitas Kalimantan (Uniska) Prodi Teknologi Informasi," katanya.

Keptusan tersebut, kata dia, juga untuk menjalankan amanah ibunya, yang sangat berharap, anaknya bisa meraih gelar sarjana. "Ibu saya ingin anaknya punya titel," katanya.

Azza juga menyampaikan rasa terimakasih yang mendalam kepada Prof Udiansyah, yang telah datang dan membangkitkan semangatnya untuk terus belajar.

Kepala LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan Prof Udiansyah mengaku sangat bahagia mendengar keputusan Azza untuk melanjutkan kuliah, sesaat setelah kedatangannya dari rumahnya.

"Begitu Azza memutuskan melanjutkan kuliah, saya langsung berkomunikasi dengan Rektor ULM, tetapi karena ini perkuliahan sudah berjalan, dan beasiswa sudah habis terbagi, membuat Azza tidak bisa masuk ke perguruan tinggi negeri di Kalimantan Selatan tersebut," katanya.

Setelah itu, Azza memilih untuk melanjutkan ke Uniska. Memenuhi harapan tersebut, Prof Udiansyah langsung menghubungi Rektor Uniska, yang menyatakan, siap menerima Azza untuk bisa belajar secara gratis di kampus tersebut.

Azza tambah Prof Udiansyah, bisa belajar di kampus tersebut secara gratis ditambah dengan bantuan biaya hidup antara Rp800 ribu hingga Rp1 juta per bulan selama empat tahun masa kuliah.

Berkaca dari pengalaman dirinya, Prof Udiansyah meminta kepada seluruh PTS untuk jemput bola, agar bisa memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada putra-putri daerah, yang gagal kuliah karena orang tuanya meninggal dunia.

"Saya minta, seluruh PTS lebih aktif untuk mendengarkan informasi, jangan sampai anak-anak di Kalimantan gagal kuliah gara-gara tidak bisa bayar, karena orang tuanya tidak ada, atau karena kemiskinan," katanya.

Hal itu, tambah dia, sebagaimana amanah dari Kemendikbudristek agar jangan sampai ada putra-putri bangsa yang tidak bisa kuliah karena tidak bisa bayar.

"Pesan Mas Mentri Nadiem Anwar Makarim, jangan adalagi putra-putri bangsa yang tidak bisa kuliah atau melanjutkan pendidikan karena tidak bisa bayar," katanya.

Hal tersebut, juga disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Prof Nizam, anak-anak Indonesia tidak boleh pupus kuliah karena alasan tidak bisa bayar.

"Tidak boleh anak-anak Indonesia pupus harapannya untuk kuliah, karena tidak bisa bayar kuliah. Pemerintah harus hadir," kata Prof Nizam dalam setiap kesempatan, mengingatkan agar seluruh pihak terkait peka terhadap kondisi anak-anak bangsa.

Prof Udiansyah berharap, semangat Azza untuk berjuang mendapatkan kehidupan yang lebih baik melalui pendidikan, akan mampu menggugah anak-anak bangsa lainnya, untuk melanjutkan sekolah hingga jenjang perguruan tinggi demi masa depan yang lebih baik.

Azza diharapkan menjadi inspirasi dan bisa meyakinkan putra-putri daerah lainnya, untuk tidak takut berjuang, karena pemerintah akan selalu ada mendukung mereka.
 
. (Antaranews Kalsel/Humas LLDIKTI Wilayah XI)
KIP

Profesor Udiansyah mengatakan, sama seperti 2020, pada tahun 2021 ini, LLDIKTI Wilayah XI Kalimantan mendapatan alokasi KIP bagi 4 ribu calon mahasiswa kurang mampu.

Menurut Profesor Udiansyah, pemerintah telah menaikkan anggaran KIP Kuliah cukup signifikan dibanding anggaran 2020, sedangkan kuota penerimanya tetap tidak terjadi kenaikan.

Menurut dia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan skema baru biaya pendidikan bagi penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2021 hingga Rp12 juta per semester jauh lebih tinggi dibanding skema KIP Kuliah 2020 sebesar Rp2,4 juta.

Prof Udiansyah mengungkapkan, pada 2021 Kemendikbud telah mengubah nilai skema KIP berdasarkan tingkatan akreditasi tempat mahasiswa penerima beasiswa belajar.

Bagi mahasiswa penerima beasiswa yang belajar di prodi dengan akreditasi A maka akan mendapatkan biaya pendidikan maksimal Rp12 juta per semester, sedangkan prodi B sebesar Rp4 juta dan prodi C sebesar Rp2,4 juta per semester.

Skema tersebut berbeda dibanding dengan 2020 yang rata-rata besaran uang kuliah maksimal Rp2,4 juta per semester.

"Melalui skema yang baru ini, kami harap tidak ada lagi kampus yang menolak mahasiswa penerima beasiswa KIP, karena biaya pendidikan sudah disesuaikan dengan biaya pendidikan kampus bersangkutan," katanya.

Selain biaya pendidikan, biaya hidup per bulan juga dibagi dalam lima klaster daerah, yaitu daerah klaster I sebesar Rp800 ribu, klaster dua Rp950 ribu, klaster tiga Rp1,1 juta, klaster empat Rp1.250.000 dan klaster lima Rp1,4 juta.

Ketentuan tersebut, juga berbeda dibanding 2020, biaya hidup seluruh mahasiswa sebesar Rp700 ribu per bulan, disamakan untuk semua daerah seluruh Indonesia.

"Tingginya kenaikan anggaran tersebut, maka kampus jangan lagi memungut biaya tambahan apapun kepada mahasiswa, kalaupun ada mahasiswa yang bersedia membayar biaya tambahan, berarti jangan diterima sebagai peserta KIP," katanya.

 

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021