Karier mulus AKP I Kade Dwi Suryawandika yang saat ini baru saja menerima jabatan baru mengisi posisi Panit 2 Unit 2 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Kalsel bergeser dari  Sat Reskrim Polres Tapin. 

Anak dari seorang security pensiun polisi di Kalimantan Timur itu sekarang berumur 30 Tahun. Sempat dua semester kuliah di Universitas Balikpapan (Uniba) namun karena kemahalan bayar uang semester dia berhenti. 

Kisahnya jadi polisi dimulai saat itu, 2009 lalu dia bersama seorang kawannya anak dari pedagang Siomay di pinggiran kota Balikpapan mendaftarkan diri ke Akademi Polisi (Akpol) dan diterima, 2012 mereka dinyatakan lolos. 

"Gak nyangka juga bisa lolos, kawan saya itu pun juga, dia sekarang tugas di Nusa Tenggara Timur," ucapnya. 

Satu tahun menjalani pendidikan di Akpol, 2013-2015 dia langsung ditugaskan di Polda Kalimantan Selatan tepat di Polres Hulu Sungai Utara sebagai Kepala Kepolisian Terpadu (SPKT). 

Kariernya berlanjut masih di Kalsel, 2015-2016 pria yang akrab disapa Kadeza itu menjabat sebagai Kapolsek Murung Pundak, Polres Tabalong.

Selesai di Kabupaten Tabalong, keinginan untuk melihat dunia dan menyaksikan wilayah konflik menghantarkannya ke Benua Afrika selama satu tahun. 

Berumur 25 Tahun Kadeza muda haus pengalaman itu bergabung bersama Formed Police Units (FPU) Garuda Bhayangkara Indonesia di gelombang ke Sembilan, meninggalkan istri dan anak dalam kandungan. 

"Waktu itu saat berangkat pas saya dalam pesawat anak istri saya melahirkan anak pertama," ceritanya. 

Di Tahun 2016, dia ditempa untuk bertugas di wilayah konflik di Darfur, Sudan di Benua Afrika. Rentang waktu itu sebelum bertugas dia menjalani pelatihan di Cikeas Bogor selama lima bulan dan satu bulan Training Of Trainer (TOT) FPB di Vicenza, Italia benua Eropa. 
 
I Kade Dwi Suryawandika selesai pelatihan di Italia (ANTARA / H.O I Kade Dwi Suryawandika )


Selesai pelatihan, seorang anak pembelajar itu dikirim ke Darfur, Sudan. Selama menjadi polisi perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tugas berpatrolinya berada di wilayah berpasir Al-Fasher dan juga menjalankan tugas kemanusiaan dalam kegiatan charity (amal) membantu penduduk lokal di sana. 

"Banyak pengalaman yang saya dapatkan selama bertugas di sana, terutama tentang rasa kemanusiaan, jiwa kemanusiaan saya sebagai manusia ditempa di sana," ceritanya. 

2018 pulang dan langsung bertugas di jajaran Polda Kalsel di bagian Kriminal Khusus sampai 2020, setelah itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Tapin sekitar satu tahun. 

Berdasarkan surat telegram Kapolda Kalsel nomor : ST/623/V/HUK.4./2021 tanggal 31 Mei 2021, Kadeza diperintahkan untuk bergeser mengisi posisi Panit 2 Unit 2 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Kalsel. 

Selasa (15/6/2021) dia secara resmi mengikuti serah terima jabatan di Polres Tapin, jabatan lamanya sebagai Kasat Reskrim Polres Tapin sekarang diisi oleh AKP Iksan Prananto mantan Kapolsek Kelumpang Polres Kotabaru.

Prestasi di Polres Tapin 

Selama bertugas jadi Kasat Reskrim Polres Tapin sejak 2020 lalu prestasi paling menonjol yang didapatkannya ada tiga sekaligus diantaranya dari Gerakan Nasional Polri Sahabat Anak oleh Kak Seto, Komnas Perlindungan Anak dan Polisi Selebriti. 

Baca juga: Sepulang tugas di Afrika, Kade Dwi Suryawandika bersyukur terlahir sebagai warga Indonesia

Baca juga: Kasat Reskrim Polres Tapin dapat tiga penghargaan atas kasus anak

Prestasi yang diberikan pada Mei lalu di Jakarta itu hasil dari 
kepiawaiannya memimpin Sat Reskrim Polres Tapin dalam menangani kasus pelecehan terhadap anak yang sempat tranding satu di Twitter dan kedua tentang kasus pembunuhan cucu mantan Bupati Tapin. 

Penghargaan dari atas keberhasilan kedua kasus itu dia juga diganjar penghargaan dari Kapolres Tapin AKBP Pipit Subiyanto dan Bupati Tapin HM Arifin Arpan. 

"Semoga tingkat kriminal dan keterbukaan informasi di Tapin lebih baik lagi ke depan Kabupaten Tapin bisa lebih maju lagi," pesannya sebelum pindah tugas. 
I Kade Dwi Suryawandika bersama pasukannya di Sat Reskrim Polres Tapin (ANTARA / H.O I Kade Dwi Suryawandika) 

Pewarta: M Fauzi Fadillah

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021