Kepala bidang (Kabid) Data Dinas Sosial (Dinsos), PPKB, PPPA Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Muhammad Hardianto membantah kalau logistik bantuan untuk korban bencana yang disimpan di dua ruangan Stadion Murakata Barabai itu ada yang hilang.

"Pada Kamis (25/3) pagi harinya kita memang dihubungi oleh anak penjaga Stadion yang mengabarkan bahwa pintu gudang logistik ada yang merusak dan jebol," kata Hardi kepada ANTARA, Senin (29/3).

Setelah melakukan koordinasi, Ia bersama anggota Tagana langsung mendatangi gudang tersebut dan mengakui bahwa memang pintu gudang logistik rusak.

"Mereka (Tagana) yang datang saat itu tidak tahu kondisi barang seperti apa, jadi karena merasa pintu dijebol menganggap barang ada yang hilang, padahal setelah kami hitung dan dipindahkan ke Mako Tagana ternyata barang masih lengkap," tukasnya.

Sebelumnya, diperkirakan tanggal 20-21 Maret, Ia juga menyatakan bahwa telah lebih dulu memindahkan barang berharga dari Stadion Murakata ke Mako Tagana. "Pemindahan itu jelas penjaga stadion tidak tahu," kata Hardi.

Terkait logistik yang masih ada dan belum dibagikan, Hardi menjelaskan bahwa jumlahnya terlalu sedikit sehingga akan dibagikan berbarengan dengan bantuan dari salah satu media yang jumlahnya sekitar 3000-an paket sembako datang.

"Kalau kami bagikan yang jumlahnya sedikit itu, justru nantinya jadi masalah di masyarakat. Apalagi ada yang tidak dapat," katanya.

Namun demikian, ternyata Pengelola Stadion Murakata Barabai berbeda pendapat dengan Dinsos HST. Karena, faktanya pintu gudang penyimpanan logistik rusak karena dijebol orang tak dikenal.

Pernyataan Dinsos tersebut justru membuat Pengelola Stadion Murakata Barabai, Muhammad Tamami dan beberapa pegawai merasa di kambing hitamkan.

"Sangat jelas pintu rusak karena didobrak. Kalau dikatakan barang tidak ada yang hilang saya tidak setuju. Pernyataan itu mengada-ada seolah pegawai stadion yang merusaknya," ujarnya.

Jadi menurutnya, buat apa orang menjebol pintu hingga rusak kalau tidak ada yang diambil.

Tamami menjelaskan sejak pertama stadion dijadikan sebagai posko banjir. Pihaknya sudah menyerahkan sepenuhnya pengelolaan stadion kepada Dinsos melalui Tagana HST.

"Kunci-kunci gudang penyimpanan logistik saya berikan semua ke Tagana HST dan kunci itu tidak ada serepnya. Jadi yang bisa masuk keluar hanya yang membawa kunci," jelasnya.

Sedangkan dari awal, Tamami sudah menyampaikan bahwa tidak ada pengamanan di Stadion Murakata dan itu sudah disampaikan langsung ke pihak Dinsos HST.

"Antara Dinsos HST dan Disporapar HST sudah ada komunikasi soal pengamanan stadion dan hasilnya pengamanan sepenuhnya ada di bawah Dinsos HST memalui Tim Tagana HST," kata Tamami.

Dari penelusuran ANTARA di Stadion Murakata, memang ada dua gudang yang pintunya dirusak orang tidak dikenal.

Pertama adalah gudang yang sebelumnya digunakan Dinsos untuk menyimpan beras logistik untuk para korban bencana banjir dan gudang kedua yang rusak pintunya adalah tempat menyimpan berbagai logistik dan perabotan bantuan seperti gula, beras 5 kg, panci, ember dan tabung gas yang memang belum dibagikan oleh pihak Dinsos.

Hardianto beranggapan bahwa, kemungkinan karena tidak ada barang yang berharga, setelah menjebol pintu logistik, orang yang tidak dikenal itu meninggalkan gudang tanpa membawa barang logistik.

Pada hari Kamis (25/3) sekitar pukul 10.00 wita, pihak ANTARA juga datang ke lokasi Stadion dan berbincang-bincang dengan pihak Tagana yang saat itu memindahkan barang.

Mereka menyatakan bahwa memang ada barang logistik yang hilang, namun tidak ada satu pun yang tahu jumlahnya berapa.

Namun, sehari kemudian, ternyata Hardianto kembali berstatmen di salah satu media bahwa tidak ada barang yang hilang, padahal pada Kamis (25/3) ia juga sempat berkomentar memang ada barang yang hilang di stadion Murakata.

Tidak sampai disitu, setelah pihak ANTARA meminta keterangan dari Tagana terkait masalah itu, namun pihaknya enggan berkomentar dan memberikan keterangan lagi.

Melihat dua statmen yang berbeda tersebut, membuat publik bertanya-tanya siapa yang benar.

Karena, setelah berita yang diterbitkan oleh salah satu media pada Kamis (25/3), Dinsos HST di bully habis-habisan oleh nitezen di media sosial dan mempertanyakan kenapa logistik masih ada dan tidak dibagikan kepada masyarakat yang terkena dampak banjir.

Setelah Hardianto berstatmen tidak ada barang yang hilang, maka seakan-akan media sebelumnya yang memberitakan tentang adanya kehilangan adalah hoax padahal fakta awalnya Dia menyatakan memang ada barang logistik yang hilang dan itu diperkuat dengan jebolnya dua pintu ruangan logistik.

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021