Ekowisata jembatan Antasan pulau Bromo di Mantuil, Banjarmasin Selatan, Kalimantan Selatan yang menjadi viral karena memiliki desain seperti "roller coaster" ditutup hingga Maret 2021.
Penutupan ekowisata tersebut, kata Ketua tim khusus pengelola kawasan Jembatan Antasan Pulau Bromo, Doyo Pudjadi di Banjarmasin, Selasa, karena mengantisipasi membludaknya pengunjung di masa pandemi COVID-19 ini.
"Sampai pada bulan Maret, kita lebih mengutamakan dan menekan kepada fungsi jembatannya untuk menghubungkan antara penduduk yang tinggal di Pulau Bromo ke Mantuil," bebernya.
Menurut Doyo, hingga bulan Maret pula, pihaknya dengan semua jajaran tim khusus akan terus melakukan evaluasi rutin setiap bulannya dengan mengacu pada perkembangan di lokasi kawasan Jembatan Antasan Pulau Bromo terkait kedatangan pengunjung di luar warga setempat.
"Maka sampai bulan Maret juga jembatan di pintu utama akan kita tutup, dan akan dilakukan evaluasi setiap bulannya, bahkan dari pintu masuk di Mantuil akan didirikan pos dan akan diberi pemberitahuan bahwa jembatan ditutup untuk kepentingan wisata," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, jembatan Antasan pulau Bromo Mantuil yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp40 miliar tersebut bertipe jembatan gantung, lebarnya hanya 2,15 meter dengan panjang bentang utama 100 meter.
Karena jembatan yang mulai dibangun Juli 2020 tersebut tingginya sekitar 15 meter dari permukaan air sungai, hingga jalan naik dan turunnya dibuat berputar seperti lingkaran, disebutkan seperti permainan pemacu adrenalin, "roller coaster".
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin Ikhsan Al-Haq mengakui, jembatan Antasan pulau Bromo menjadi ikon wisata terbaru di kota ini.
"Satu-satunya jadi kawasan ekowisata di Banjarmasin," tuturnya.
Namun harus tetap disadari, jembatan tersebut adalah untuk infrastruktur jalan bagi akses masyarakat di daerah itu, bukan jembatan wisata, hanya pemandangan jembatan dan fasilitas ruang terbuka hijaunya yang menjadi objek wisata.
"Karena saat ini masih pandemi COVID-19, jadi kita minta masyarakat bersabar untuk mengunjunginya, sebab dikhawatirkan akan menjadi penularan di sana," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
Penutupan ekowisata tersebut, kata Ketua tim khusus pengelola kawasan Jembatan Antasan Pulau Bromo, Doyo Pudjadi di Banjarmasin, Selasa, karena mengantisipasi membludaknya pengunjung di masa pandemi COVID-19 ini.
"Sampai pada bulan Maret, kita lebih mengutamakan dan menekan kepada fungsi jembatannya untuk menghubungkan antara penduduk yang tinggal di Pulau Bromo ke Mantuil," bebernya.
Menurut Doyo, hingga bulan Maret pula, pihaknya dengan semua jajaran tim khusus akan terus melakukan evaluasi rutin setiap bulannya dengan mengacu pada perkembangan di lokasi kawasan Jembatan Antasan Pulau Bromo terkait kedatangan pengunjung di luar warga setempat.
"Maka sampai bulan Maret juga jembatan di pintu utama akan kita tutup, dan akan dilakukan evaluasi setiap bulannya, bahkan dari pintu masuk di Mantuil akan didirikan pos dan akan diberi pemberitahuan bahwa jembatan ditutup untuk kepentingan wisata," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, jembatan Antasan pulau Bromo Mantuil yang dibangun dengan anggaran sekitar Rp40 miliar tersebut bertipe jembatan gantung, lebarnya hanya 2,15 meter dengan panjang bentang utama 100 meter.
Karena jembatan yang mulai dibangun Juli 2020 tersebut tingginya sekitar 15 meter dari permukaan air sungai, hingga jalan naik dan turunnya dibuat berputar seperti lingkaran, disebutkan seperti permainan pemacu adrenalin, "roller coaster".
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin Ikhsan Al-Haq mengakui, jembatan Antasan pulau Bromo menjadi ikon wisata terbaru di kota ini.
"Satu-satunya jadi kawasan ekowisata di Banjarmasin," tuturnya.
Namun harus tetap disadari, jembatan tersebut adalah untuk infrastruktur jalan bagi akses masyarakat di daerah itu, bukan jembatan wisata, hanya pemandangan jembatan dan fasilitas ruang terbuka hijaunya yang menjadi objek wisata.
"Karena saat ini masih pandemi COVID-19, jadi kita minta masyarakat bersabar untuk mengunjunginya, sebab dikhawatirkan akan menjadi penularan di sana," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021