Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin menyebutkan, kenaikan harga bahan pokok jelang Hari Raya Natal dan tahun baru ada kaitannya dengan terjadinya fenomena alam yang disebut La Lina.
"Sudah kita pantau harga bahan pokok pekan ini memang ada kenaikan di banding bulan lalu, ini karena cuaca, kan ada fenomena La Lina," ujar Kasi Monitoring Perusahaan Barang Beredar dan Barang Pokok Penting Disperindag Kota Banjarmasin Trisnawati di Banjarmasin, Senin.
Menurut dia, harga bahan pokok yang terpengaruh terjadi fenomena La Lina atau curah hujan tinggi ini seperti sayur-sayuran, diantaranya komoditas cabe dan bawang.
"Untuk harga cabai dan bawang merah naik karen musim penghujan yang terus menerus ini, produksinya berkurang, disamping ada banjir di daerah produksi cabai dan bawang," ungkap Trisnawati.
Dia membandingkan harga cabe merah biasa pada 23 November 2020 sampai 13 Desember 2020 ada kenaikan dari Rp30 ribu perkilogramnya menjadi Rp40 ribu. Demikian juga cabe rawit dari Rp40 ribu perkilogramnya menjadi Rp60 ribu.
"Sedangkan harga bawang merah naik mulai bulan November, pada Oktober harganya masih Rp25 ribu perkilogramnya, kini mencapai Rp30 ribu," ungkap Trisnawati.
Untuk bawang merah ini, kata dia, pasokan terbesar dari Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Engrekang, Sulawesi Selatan," tuturnya.
Dia menyampaikan, meski pasokan kurang, namun stok dipastikan tetap tersedia hingga akhir tahun.
Tidak hanya bawang dan cabe, komoditas telur juga merangkak naik, dari sebelumnya sekitar Rp25 ribu perkilogramnya, kini mencapai Rp29 ribu.
"Untuk telur ada pasokan dari lokal ada juga dari pulau Jawa yang kini juga terkendala cuaca, sebab gelombang tinggi, otomatis berkurang stok, akhirnya harga naik," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Sudah kita pantau harga bahan pokok pekan ini memang ada kenaikan di banding bulan lalu, ini karena cuaca, kan ada fenomena La Lina," ujar Kasi Monitoring Perusahaan Barang Beredar dan Barang Pokok Penting Disperindag Kota Banjarmasin Trisnawati di Banjarmasin, Senin.
Menurut dia, harga bahan pokok yang terpengaruh terjadi fenomena La Lina atau curah hujan tinggi ini seperti sayur-sayuran, diantaranya komoditas cabe dan bawang.
"Untuk harga cabai dan bawang merah naik karen musim penghujan yang terus menerus ini, produksinya berkurang, disamping ada banjir di daerah produksi cabai dan bawang," ungkap Trisnawati.
Dia membandingkan harga cabe merah biasa pada 23 November 2020 sampai 13 Desember 2020 ada kenaikan dari Rp30 ribu perkilogramnya menjadi Rp40 ribu. Demikian juga cabe rawit dari Rp40 ribu perkilogramnya menjadi Rp60 ribu.
"Sedangkan harga bawang merah naik mulai bulan November, pada Oktober harganya masih Rp25 ribu perkilogramnya, kini mencapai Rp30 ribu," ungkap Trisnawati.
Untuk bawang merah ini, kata dia, pasokan terbesar dari Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat dan Kabupaten Engrekang, Sulawesi Selatan," tuturnya.
Dia menyampaikan, meski pasokan kurang, namun stok dipastikan tetap tersedia hingga akhir tahun.
Tidak hanya bawang dan cabe, komoditas telur juga merangkak naik, dari sebelumnya sekitar Rp25 ribu perkilogramnya, kini mencapai Rp29 ribu.
"Untuk telur ada pasokan dari lokal ada juga dari pulau Jawa yang kini juga terkendala cuaca, sebab gelombang tinggi, otomatis berkurang stok, akhirnya harga naik," paparnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020