Calon Bupati Hulu Sungai Tengah (HST) dari Paslon Tampil Nomor Urut 2, H Akhmad Tamzil, menyampaikan keinginannya apabila memenangi Pilkada HST untuk membenahi manajemen, tata kelola administrasi, baik Sumber Daya Manusia (SDMnya) maupun fasilitas yang ada di RSUD H Damanhuri Barabai.
Ia mengatakan, bersyukur Kabupaten HST memiliki rumah sakit yang relatif cukup megah bahkan se Benua Anam, dan terkait dengan sebagian pasien akhir-akhir ini banyak yang dirujuk ke kabupaten tetangga, seperti ke Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) yang memang karena RSUD Barabai tipenya C.
"Dan dokter spesialis yang menangani bidang tertentu relatif masih kurang, kami tahu persis ketersediaan dokter ahlinya, sepengetahuan kami tidak akan dirujuk ke Kandangan kecuali akhir-akhir ini yang dalam situasi pandemi COVID-19 serta kondisi obyektif pasien yang memang harus dirujuk," katanya, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Video-Prihatin kondisi jalan produksi sektor pertanian, TAMPIL janjikan perbaikan
Dijelaskan dia, rujukan ini sesuai dengan tahapannya, ke type RSUD yang kelasnya lebih tinggi, dan disampingi ketersediaan ketersediaan SDM atau tenaga ahlinya tersedia di kabupaten tetangga tersebut.
Kedepannya, apabila paslon "Tamzil-Ilham" terpilih, ingin menata ulang menata ulang manajemen, SDM, anggarannya lebih-lebih kepada tenaga medis, perlu memberikan perhatian sehingga mereka tetap bekerja dengan semangat dan motivasi untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Penataan kembali dalam bentuk revitalisasi pelayanan dan tata ulang dari sisi SDM, kalau memang kemampuan keuangan daerah untuk bisa melakukan penambahan dengan membiayai pendidikan medis SDM, akan dilakukan dengan fasilitasi objektif untuk penggunaannya sesuai bidang yang diperlukan.
"Dengan keterbatasan anggaran tentu ada skala prioritas, terhadap puskesmas yang rawat inap, juga di sana kan kita lakukan pembinaan revitalisasi dari sisi ketersediaan tenaga medisnya, dari sisi ketersediaan sarana prasarana prasarana, untuk mendukung operasional rawat inap di kecamatan," katanya.
Baca juga: Pembangunan jalan dan subsidi pupuk, harapan masyarakat untuk Paslon TAMPIL
Menurut dia, selama puskesmas rawat inap masih bisa melayani perawatan, maka kenapa harus dirujuk ke RSUD, tetapi ini persoalannya persoalannya memang menjadi klasik, ketika menuntut pelayanan namun di sini lain apresiasi berupa insentif bagi tenaga medis juga dirasakan masih kurang.
Pemberian insentif kepada tenaga medis bisa ditinjau lagi, apakah layak dengan risiko tugas yang mereka hadapi sekarang, apalagi sekarang ini dalam masa pandemi, mereka mempertaruhkan nyawa mereka itu dalam melakukan pelayanan.
"Satu dokter terbaik kita hilang karena COVID-19, ini mempengaruhi motivasi dan semangat mereka, tetapi karena tugas negara mereka harus tetap bertugas, namun dibalik itu sudahkah kita memberikan insentif yang layak yang wajar kepada tenaga medis dan pegawai yang bekerja, maka itu juga perlu kita perhatikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ia mengatakan, bersyukur Kabupaten HST memiliki rumah sakit yang relatif cukup megah bahkan se Benua Anam, dan terkait dengan sebagian pasien akhir-akhir ini banyak yang dirujuk ke kabupaten tetangga, seperti ke Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS) yang memang karena RSUD Barabai tipenya C.
"Dan dokter spesialis yang menangani bidang tertentu relatif masih kurang, kami tahu persis ketersediaan dokter ahlinya, sepengetahuan kami tidak akan dirujuk ke Kandangan kecuali akhir-akhir ini yang dalam situasi pandemi COVID-19 serta kondisi obyektif pasien yang memang harus dirujuk," katanya, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Video-Prihatin kondisi jalan produksi sektor pertanian, TAMPIL janjikan perbaikan
Dijelaskan dia, rujukan ini sesuai dengan tahapannya, ke type RSUD yang kelasnya lebih tinggi, dan disampingi ketersediaan ketersediaan SDM atau tenaga ahlinya tersedia di kabupaten tetangga tersebut.
Kedepannya, apabila paslon "Tamzil-Ilham" terpilih, ingin menata ulang menata ulang manajemen, SDM, anggarannya lebih-lebih kepada tenaga medis, perlu memberikan perhatian sehingga mereka tetap bekerja dengan semangat dan motivasi untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Penataan kembali dalam bentuk revitalisasi pelayanan dan tata ulang dari sisi SDM, kalau memang kemampuan keuangan daerah untuk bisa melakukan penambahan dengan membiayai pendidikan medis SDM, akan dilakukan dengan fasilitasi objektif untuk penggunaannya sesuai bidang yang diperlukan.
"Dengan keterbatasan anggaran tentu ada skala prioritas, terhadap puskesmas yang rawat inap, juga di sana kan kita lakukan pembinaan revitalisasi dari sisi ketersediaan tenaga medisnya, dari sisi ketersediaan sarana prasarana prasarana, untuk mendukung operasional rawat inap di kecamatan," katanya.
Baca juga: Pembangunan jalan dan subsidi pupuk, harapan masyarakat untuk Paslon TAMPIL
Menurut dia, selama puskesmas rawat inap masih bisa melayani perawatan, maka kenapa harus dirujuk ke RSUD, tetapi ini persoalannya persoalannya memang menjadi klasik, ketika menuntut pelayanan namun di sini lain apresiasi berupa insentif bagi tenaga medis juga dirasakan masih kurang.
Pemberian insentif kepada tenaga medis bisa ditinjau lagi, apakah layak dengan risiko tugas yang mereka hadapi sekarang, apalagi sekarang ini dalam masa pandemi, mereka mempertaruhkan nyawa mereka itu dalam melakukan pelayanan.
"Satu dokter terbaik kita hilang karena COVID-19, ini mempengaruhi motivasi dan semangat mereka, tetapi karena tugas negara mereka harus tetap bertugas, namun dibalik itu sudahkah kita memberikan insentif yang layak yang wajar kepada tenaga medis dan pegawai yang bekerja, maka itu juga perlu kita perhatikan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020