Setelah menyambangi Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalimantan Selatan, seminggu sebelumnya, kini giliran Dinas Kesehatan (Dinkes) Batola didatangi Satuan Tugas Pelayanan Publik (Satgas Yanlik) Barito Kuala (Batola), Jumat (23/10).

Sebagaimana  dilakukan di Disdik, saat berada di Dinkes, satgas yang diketuai langsung Wakil Bupati Barito Kuala (Wabup Batola) H Rahmadian Noor  melakukan evaluasi terkait pelaksanaan pelayanan publik. 

Disertai sejumlah anggota mulai Asisten Bidang Kemasyarakatan yang juga Plt Kepala Bapegdiklat Akhmad Mawarni, Kepala Bappelitbang Zulkifli Yadi Noor, Kepala Inspektorat Ismet Zulfikar, Kepala Diskominfo Akhmad Wahyuni, Kabag Organisasi Ibadurrahman dan lainnya itu, Wabup yang akrap disapa pak Rahmadi menerangkan tujuan kedatangan tim.

Kepada Kepala Dinkes (Kadinkes) Batola Hj Azizah Sri Widari beserta beserta jajaran, Rahmadi mengutarakan, tahun 2021 Pemkab Batola sesuai rencana kerja telah dicanangkan sebagai tahun pelayanan publik.  

Dalam upaya mendukung tercapainya tujuan, sebutnya, satgas yang telah dibentuk April 2019 mencoba melakukan evaluasi terutama SKPD-SKPD pelayanan guna dilakukan penataan, pembinaan, pengembangan, dan pemantauan.

“Setelah semuanya dijalankan baru dilakukan evaluasi,” papar Rahmadi.

Wabup menambahkan, nantinya tim juga akan meninjau langsung lokasi-lokasi pelayanan.

Sebelumnya, Kepala Dinkes Batola Hj Azizah Sri Widari memaparkan,  berbagai materi sesuai yang diminta tim. 

Beberapa materi tersebut, u gkap dia,  diantaranya terkait upaya penurunan AKI, AKB, dan stunting, ketersediaan dan distribusi tenaga medis dan paramedis di puskesmas, pustu, dan poskesdes.

Dipaparkan juga menyangkut ketersediaan dan pemerataan sarana dan prasarana kesehatan di puskesmas, pustus dan poskesdes, ketersediaan obat-obatan, serta permasalahan dan langkah-langkah perbaikan yang sudah dan akan dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Dari beberapa paparan yang disampaikan, ungkap dia, terdapat permasalahan yang cukup krusial dialami Dinkes Batola terkait kurangnya tenaga kesehatan seperti dokter, dokter gigi dan bidan. 

Saat ini, sebutnya, Batola hanya terdapat sembilan dokter gigi, 35 dokter umum, 13 dokter spesialis dan 233 bidan,  namun sebagian ada yang bertugas sebagai kepala puskesmas,  sehingga kehilangan peran sebagai tenaga medis fungsional di lapangan.

Terkait pelayanan kesehatan balita dan lansia, wanita ramah itu mengutarakan, relatif kurang akibat para ibu hanya datang saat imunisasi serta adanya kendala lansia kesulitan menuju tempat layanan kesehatan. 

Menyangkut angka kematian ibu hamil, Azizah juga mengutarakan, cukup tinggi yang disebabkan kurang pengetahuan pasien, pernikahan dini serta kurangnya peralatan USG.

Hal lain yang juga menjadi kendala, lanjut Azizah, terkait biaya dalam pelayanan kesehatan, namun berkat adanya Yayasan Dompet Sedekah Peduli Batola,  sehingga proses bantuan pendanaan kesehatan dapat segera ditangani.

Pewarta: Arianto

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020