Sayuran jenis bayam "dangis" (habis tiada tersisa sedikitpun) pada beberapa pasar di Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Hari Asyura atau 10 Muharram 1442 Hijriah.

Beberapa orang dari kaum ibu mengatakan dangis (kata dangis berasal dari bahasa daerah Banjar Kalsel) tersebut saat mau membeli bayam di Pasar Ahad Kertak Hanyar - Jalan A Yani km7 Banjarmasin, Sabtu.

"Rupanya bayam 'payu banar' (laku benar) pada hari ini yang bertempat Hari Asyura 10 Muharram 1442 H/29 Agustus 2020," ujar Salbiah, salah seorang ibu rumah tangga di Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin.

Menurut perempuan setengah baya atau ibu dari tiga orang anak tersebut, tidak heran kalau hari ini bertepatan Hari Asyura sayur bayam habis di pasar, karena yang membeli banyak dan berliannya pun banyak pula.

"Pasalnya banyak yang membutuhkan, karena bayam salah satu campuran membuat Bubur Asyura yang tidak pernah ketinggalan," lanjut nenek dari tiga cucu itu dalam percakapan dengan Antara Kalsel.

"Untung 'parak rumah' (dekat rumah) ada kebun bayam sehingga bisa memanfaatkan kebun tetangga tersebut," demikian Iyah (panggilan singkat Sabaiah).

Namun walaupun peminatnya banyak, harga komoditas yang menjadi bahan baku pembuatan Bubur Asyura tersebut seperti bayam di pasaran Banjarmasin dan daerah sekitarnya tidak mengalami kenaikan atau tetap seperti biasa sekitar Rp30.000/ikat (isi 30 batang).

Membuat Bubur Asyura salah satu tradisi/peradaban bagi sebagian kaum Muslim Banjar Kalsel sejak lama atau turun-temurun yang masih utuh bagaikan pepatah "tidak lekang karena panas dan tidak lapuk karena hujan".

Bubur Asyura sebuah suguhan ramai-ramai yang baik dalam penyediaan bahan maupun mengerjakan secara bergotongroyong, dan memakannya sama-sama pula, layaknya kenduri.

Selain itu, Bubur Asyura sebuah simbol tolak bala dan sekaligus mengenang gugurnya seorang putra dari Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu (ra) atau cucu Nabi Muhammad Saw dengan mengambil hikmah atau pelajaran dari peristiwa tersebut buat menatap masa depan yang lebih baik.

Sebelum memakan Bubur Asyura secara bersama-sama terlebih dahulu membaca doa tolak bala serta doa selamat agar ke depan warga masyarakat tetap dalam keadaan selamat, terhindari bala serta musibah dan wabah seperti COVID-19.

 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020