Mensiasati ritual adat Mesiwah Pare Gumboh yang merupakan pesta panen bagi warga Dayak Deah di Desa Liyu, Kabupaten Balangan Kalimantan Selatan, ditengah Pandemi Global COVID-19.

Ritual adat Mesiwah Pare Gumboh sendiri merupakan wujud rasa syukur warga Dayak Deah di Desa Liyu kepada Sang Pencipta atas hasil panen yang diperoleh.

Syukuran panen bersama ini untuk pertama kalinya digelar dan dapat disaksikan langsung oleh masyarakat luar, dalam rangka melestarikan budaya lokal sekaligus ajang promosi berbagai kesenian Dayak Deah sejak Juli 2019 lalu.

Acara yang banyak menarik wisatawan dari berbagai daerah di Kalimantan bahkan dari luar pulau tersebut, diawali dengan rangakaian arak-arakan pelaku ritual (Mulukng) dilanjutkan dengan Ritual Nyerah Ngemonta, lalu Ritual Ngemonta dan diakhiri dengan Tarian serta berbagai atraksi.

Kepala Adat Dayak Deah Ali Ancin beberapa waktu lalu pernah mengatakan, ritual syukuran atas hasil panen di Mesiwah Pare Gumboh merupakan acara syukuran terbesar yang pernah dilaksanakan, karena sebelumnya syukuran dilaksanakan oleh masing-masing individu masyarakat Adat Dayak Deah.

Namun karena melimpahnya hasil panen tahun, akhirnya seluruh masyarakat bersepakat untuk melaksanakan syukuran bersama secara besar-besaran.

"Ajang ini tentu untuk memperkenalkan adat dan budaya serta berbagai kearifan lokal Adat Dayak Deah, sebagai salah satu kekayaan kebudayaan nasional," tuturnya.

Kini ritual adat tersebut kembali akan digelar ditengah Pandemi Global COVID-19 dengan siasat pembatasan peserta serta pengunjung, sekaligus mengikuti protokol kesehatan.

Acara Mesiwah Pare Gumboh rencananya akan dilaksanakan pada 24 - 26 Juli 2020 di Desa Liyu, Kecamatan Halong, yang berbatasan dengan Kabupaten Tabalong.

Diterangkan Sekretaris Desa Liyu, Ridwan, bahwa rencana sebelumnya, kegiatan akan dibuat berkonsep festival yang digelar secara nasional.

Mengingat masih berada ditengah masa Pandemi Global COVID-19, sehingga pihak desa pun membatasi pengunjung dan menerapkan secara ketat peraturan perihal disiplin protokol kesehatan namun tidak serta merta menghilangkan adat yang ada. 

"Konsepnya, perayaan hanya akan diikuti oleh warga dari dua desa, yakni Desa Liyu dan Desa Gunung Riut yang merupakan desa bersebelahan," jelasnya.

Pemberitahuan akan gelaran adat tersebut telah diinformasikan kepada pihak Polsek Halong, dimana para tamu yang datang diharuskan menggunakan masker, mencuci tangan di tempat yang sudah disediakan bahkan direncanakan menggunakan face shield.

"Bahkan pihak panitiapun telah pula menyediakan tempat untuk pelaksanaan pesta panen tersebut, sehingga tamu yang datang juga bisa dibatasi," pungkasnya.
 

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020