Tanjungl, (Antaranews Kalsel) - Sekitar 1.280 hektare lahan persawahan di Desa Ampukung Kecamatan Kelua, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, tidak bisa ditanami karena terus terendam luapan sungai Walangkir.


  Menurut penyuluh pertanian di Desa Walangkir, Erliana, di Kelua Rabu dari 1.280 hektare lahan tersebut sekitar 850 hektare merupakan lahan potensial untuk tanaman padi. 

"Sekarang petani belum bisa menanani lahannya karena tingginya air akibat luapan sungai Walamgkir sementara saluran air dan pintu air yang ada belum optimal mengatasi banjir di lahan ini," jelas Erliana. 

  Hal senada juga dilontarkan Gustin Syahminan, ketua Kotak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Tabalong yang mengharapkan penambahan saluran air pembuangan agar jika hujan turun lahan sawah tidak terendam cukup lama. 

  "Pintu air yang ada tidak berfungsi secara optimal sehingga air luapan sungai walangkir masih merendam sawah warga dan biasanya luapan air datang secara tiba- tiba," jelas Syahminan. 

  Bupati Tabalong, Anang Syakhfiani yang meninjau langsung lahan persawahan di Desa Ampukung mengatakan wilayah selatan Tabalong sangat potensial untuk pengembangan pertanian karena itu perlu didukung sarana dan prasana yang memadai seperti saluran irigasi atau pintu air pembuangan. 

  "Rencananya akan dilakukan pendalaman saluran air di beberapa sungai terdekat termasuk pembuatan saluran air di Desa Masintan dengan harapan ketinggian air yang merendam lahan warga bisa teratasi," jelas Anang. 

  Kadis pekerjaan umum Tabalong, Muhammad Noor Rifani pun membenarkan rencana pendalaman saluran air dari Sungai Madang, Sungai Punggur, Sungai Tegaron hingga Sungai Talangan.

  "Saluran air baru sepanjang 1,5 kilometer di Desa Masintan yang bersebelahan dengan Desa Ampukung juga akan dibuat sebagai upaya mengurangi rendaman di lahan persawahan warga," jelas Rifani.

  Selain meninjau lahan persawahan di Desa Ampukung, Bupati beserta rombongan juga mengecek kondisi saluran air di Jalan Murung Mahang Desa Pulau Ku`u Kecamatan Tanta   

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014