Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbang) Kementerian Pertanian mengingatkan petani akan ancaman gagal tanam di musim hujan sekarang khususnya untuk lahan rawa lebak yang biasanya selalu tergenang.

"Lahan rawa sekarang genangan airnya mencapai 1 meter dan lama genangan bisa tiga bulan. Dalam kondisi ini, petani harus lebih waspada agar budidaya padinya tidak gagal. Karena prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) hujan deras bisa berlangsung hingga akhir Februari nanti," terang
Kepala Balittra Hendri Sosiawan di Banjarbaru, Selasa (31/12).

Hendri menjelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan petani untuk budidaya padi di lahan rawa lebak ketika musim hujan. Pertama membuat sekat-sekat atau pematang secara bertingkat agar bisa menjamin air di lahan bisa dikendalikan.

Baca juga: Warga Kelampayan minta pemerintah berikan solusi atasi gagal panen

"Jadi selain tanggul keliling atau tanggul besar, petani juga harus membuat tanggul-tanggul kecil, sehingga ketinggian air sama dari satu ujung ke ujung yang lain," jelasnya.

Selain tanggul, pompanisasi juga perlu dilakukan. Pemanfaatan pompa, kata Hendri, menjadi lebih penting, sehingga bisa mengatur tinggi muka air yang ada di lahan. Dimana air ke luar ke saluran tersier atau sekunder agar air di lahan bisa terkendali dengan baik.

Upaya ketiga yaitu pencegahan dan penanggulangan hama dan penyakit. Menurut Hendri, musim hujan potensi serangan hama dan penyakit juga tinggi dikarenakan adanya air mendukung perkembangan kompomen biotik pengganggu tanaman tersebut.

Baca juga: Ribuan hektare padi gagal panen

"Mengamati populasi hama di lahan menjadi sangat penting. Petani harus lebih teliti lagi karena musim hujan ini misalkan kita harus semprot pestisida berulang kali untuk memastikan organisme pengganggu tanaman benar-benar mati. Karena jika pagi disemprot, kemudian sore hari hujan, menjadi sia-sia. Apalagi lahannya tergenang," paparnya.

Meski begitu, Hendri mengakui petani lahan rawa lebak seperti di Kalimantan Selatan dan daerah lainnya biasanya telah menyiapkan varietas padi lokal yang tahan genangan. Dimana proses pembesaran benih dimulai dengan menyemai, teradak, lacak baru dipindah.

"Kearifan lokal ini tentunya jangan pula sama sekali dihilangkan. Namun, bagaimana agar bisa dikombinasikan dengan teknologi pertanian, sehingga dalam satu tahun tetap dua kali tanam," tandasnya.

Karena menurut Hendri, apabila lahan rawa bisa dikendalikan airnya, menata lahannya dengan dukungan teknologi yang dikembangkan Balitbang yang selama ini telah banyak menghasilkan varietas padi unggul, serta pemupukan yang benar hingga pengendalian hama penyakit, maka lahan rawa dapat menghasilkan komoditas pertanian dengan produksi yang sangat menjanjikan.  

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019