Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Agus Hasbianto menyatakan tertarik dengan pengembangan tanaman serai wangi di lahan rawa.
Agus mengungkapkan hal itu saat menghadiri peresmian alat penyulingan minyak serai wangi dari Politeknik Negeri Banjarmasin (Poliban) untuk petani serai wangi di Desa 3A Simpang Empat, Kabupaten Banjar, Kamis.
Menurut dia, Balittra yang merupakan Unit Pelaksana Tugas (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) Kementerian Pertanian RI yang secara khusus sebenarnya tugasnya melakukan penelitian di lahan rawa.
"(Kemudian) Poliban masuk mengembangkan tanaman serai wangi dan turunannya, serai wangi ini kan punya potensi sebagai tanaman menghindari terjadinya kerusakan ekosistem, termasuk di lahan rawa," paparnya.
Agus pun menyatakan tertarik mengembangkan serai wangi sebagai tanaman pinggiran di daerah rawa.
Apalagi saat ini, kata Agus, pihaknya sedang mengembangkan sistem polder untuk menata air dan lahan di lahan rawa, pinggirnya itu bisa ditanami tanaman serai wangi yang cukup tinggi nilai ekonominya.
Daerah yang cukup luas tanah rawa di Provinsi Kalsel ini adalah Barito Kuala, Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Tanah Laut dan sebagian daerah hulu sungai, seperti Tapin, Hulu Sungai Utara dan Hulu Sungai Selatan.
Menurut Agus, Balittra pun sudah melakukan uji coba untuk pengembangan tanaman serai wangi ini secara kecil di lahan rawa, hasilnya cukup baik.
"Kami ada miliki lahan taman sains pertanian spesial lahan rawa di belakang kantor, kita menanam serai wangi, dan itu tumbuh subur," ucapnya.
Jika memang pertanian serai wangi seperti yang dibina Poliban di lahan tinggi ini bisa berkembang, maka akan memungkinkan dikembangkan lagi di tanah rawa.
"Jadi ini bisa menjadi tanaman alternatif bagi petani di tanah rawa tidak hanya padi," tuturnya.
Untuk di Desa 3A Simpang Empat, Kabupaten Banjar, tanaman serai wangi bernilai ekonomis cukup tinggi. Tanaman sejenis rumput-rumputan itu mengandung minyak yang bisa jadi produk sabun cuci piring, karbol aroma serai, minyak urut piwad dan bio pestisida.
Baca juga: Potensi lahan rawa Kalsel capai 300 ribu hektar untuk pertanian
Baca juga: Taman Sains Pertanian Lahan Rawa resmi dibuka untuk umum