Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Selatan yang juga membidangi pertambangan dan energi sumber daya mineral (ESDM), H Sahrujani mengharapkan, bagi hasil dari tambang batu bara di provinsinya tidak berkurang.

Harapan itu menjawab Antara Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Selasa sesudah Komisinya berkunjung ke perusahaan pertambangan batu bara PT Adaro Indonesia di Kantor Dahai, Kabupaten Tabalong - wilayah utara provinsi tersebut pekan lalu.

Semula wakil rakyat asal daerah pemilihan (dapil) Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong itu khawatir bagi hasil batu bara untuk provinsinya yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut bakal menurun.

"Kekhawatiran itu muncul, karena dari informasi yang kami terima, bahwa Adaro yang melakukan penambangan batu bara generasi pertama Kalsel akan menurunkan produksi pada 2020," ujar mantan Ketua DPRD HSU tersebut.
Baca juga: Perwakilan bubuhan Banjar Sumut dipastkan hadiri KBB
Baca juga: Bagi hasil batu bara kalsel diharapkan tidak berkurang

"Tetapi alhamdulilah, ketika kami berkunjung, dari manajemen perusahaan pemegang Perjanjian Kerjasama Penambangan Batu Bara (PKP2B) tersebut menyatakan, pihaknya belum berencana menurunkan produksi," kutipnya.

Pasalnya, menurut politikus senior Partai Golkar itu, perusahaan pertambangan batu bara dengan wilayah operasi Kabupaten Balangan dan Tabalong tersebut tergolong besar.

Ia mengaku, kunjungan Komisi III DPRD Kalsel ke perusahaan pertambangan di kabupaten yang berbatasan dengan Kalimantan Timur (Kaltim) dan Kalimantan Tengah (Kalteng) tidak menyinggung masalah lingkungan hidup.

"Memang Komisi III DPRD Kalsel juga membidangi lingkungan hidup, tetapi dalam kunjungan kami ke perusahaan pertambangan batu bara itu fokus membicarakan masalah tongkang pengangkut hasil tambang mereka yang tertabrak fender Jembatan Rumpiang," tuturnya.

Pasalnya fender yang merupakan pengaman Jembatan Rumpiang yang peresmiannya pada 2008 itu tenggelam akibat tertabrak tongkang pembawa batu bara yang lintasannya melalui Sungai Barito.
Baca juga: Gubernur Kalsel janji memperhatikan tanaman langka lokal
Baca juga: Adaro tindaklanjuti ambruknya fender Jembatan Rumpiang

"Keberadaan fender tersebut merupakan keniscayaan agar Jembatan Rumpiang yang pembangunannya mencapai ratusan miliar rupiah itu harus terjaga dengan baik sehingga keutuhannya bisa bertahan lama," demikian Sahrujani.

 

Pewarta: Sukarli/Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019