Ketua Tim Peneliti dari Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kalimantan Selatan M Arief Anwar ST MT mengatakan untuk meningkatkan produksi pangan di daerah pemerintah harus mampu mendorong petani menerapkan sistem pertanian modern.
Menurut Arief di Banjarmasin Rabu, mendukung program Pemprov Kalsel untuk menggenjot produksi pangan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan daerah pihaknya telah melakukan penelitian ke daerah.
Penelitian tersebut, tambah dia, untuk memastikan faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pengelolaan serta memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam hal pengembangan sumber daya pertanian.
"Dari kajian yang telah kami lakukan, menghasilkan 11 rekomendasi, yang diantaranya adalah mendorong untuk menerapkan pertanian modern," katanya.
Hal ini, tambah Arief mutlak diperlukan untuk optimalisasi dan peningkatan produktivitas sektor pertanian yang berkelanjutan, seperti pengadaan benih dan bibit unggul, serta penggunaan alat dan mesin pertanian modren.
Baca juga: 4.200 pelari meriahkan lari jarak jauh Arutmin 10K 2019
Kemudian, adanya fasilitas bagi para petani untuk dapat mengakses teknologi dan varietas unggul yang tahan dari berbagai kondisi, yang merupakan hasil dari inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan.
Hal penting lainnya adalah adanya "marketplace" pertanian dan regenerasi petani.
"Dalam sebuah konsep usaha bisnis, metode pemasaran yang tepat akan menjadi kunci dalam hal menjamin produk hasil usaha pertanian dapat sampai kepada konsumen," katanya.
Sebelumnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel menggelar seminar akhir terkait kajian neraca sumber daya pertanian untuk mendukung ketahanan pangan di Kalsel .
Seminar yang dibuka Kepala Balitbangda Provinsi Kalsel, Muhammad Amin MT dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi pertanian Kalsel.
Menurut Amin, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup yang juga merupakan komoditas strategis yang sering dikaitkan dengan aspek ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, dan politik di Indonesia.
Baca juga: Pemprov Kalteng benahi aturan penghambat investasi
Provinsi Kalsel merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang potensi sumber daya pertaniannya melimpah, khususnya padi.
Kondisi geografis dan karakteristik wilayah, juga membuat Kalsel memiliki potensi pengembangan sumber daya pertanian yang cukup besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Terlebih sebut Amin, ke depan kebutuhan pangan semakin bertambah, seiring telah ditetapkannya Provinsi Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara.
"Dari beberapa dasar di atas, kami memandang perlu untuk melakukan kajian terkait neraca sumber daya pertanian untuk ketahanan pangan. Tidak hanya untuk Kalsel, tetapi juga tingkat nasional dan untuk penyangga pangan bagi Ibu Kota Baru nantinya,” jelasnya.
Ditambahkan Amin, Kalsel di bawah kepemimpinan Gubernur H Sahbirin Noor, memiliki 13 program prioritas, salah satunya adalah menjadikan Kalsel sebagai sentra pangan.
"Hal ini mengharuskan kita untuk mewujudkan Kalsel mapan dalam hal ketersediaan pangan,” tambahnya.
Diharapkan Amin dengan adanya kajian ini, dapat menjadi bahan rujukan bagi SKPD terkait untuk bersama-sama mewujudkan Kasel sebagai sentra pangan, dan siap untuk menjadi penyangga pangan untuk Ibu Kota Baru.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalsel, Suparno mengatakan, bicara ketahanan pangan, pihaknya harus mengetahui ketersediaan pangan selama tiga bulan ke depan, kemudian pangan tersebut dapat terdistribusi, terjangkau sehingga bisa dibeli masyarakat, dan aman untuk dikonsumsi.
Tim peneliti yang terlibat dalam penelitian ketahanan pangan yaitu, Ir M Arief Anwar,ST,MT, Ir H gusti Syahrani Noor, Siska Fitriyanti,SSi,MP, Herry Azhar Pradana,SE,MBA, dan Hisyam Musthafa Al Hakim,STP,MSc.
Baca juga: Pemekaran Kecamatan Pulau Laut Sigam Kotabaru disetujui pusat
Baca juga: Legislatif apresiasi pelibatan Pemprov kembangkan Gunung Mamake
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Menurut Arief di Banjarmasin Rabu, mendukung program Pemprov Kalsel untuk menggenjot produksi pangan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan daerah pihaknya telah melakukan penelitian ke daerah.
Penelitian tersebut, tambah dia, untuk memastikan faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pengelolaan serta memberikan rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam hal pengembangan sumber daya pertanian.
"Dari kajian yang telah kami lakukan, menghasilkan 11 rekomendasi, yang diantaranya adalah mendorong untuk menerapkan pertanian modern," katanya.
Hal ini, tambah Arief mutlak diperlukan untuk optimalisasi dan peningkatan produktivitas sektor pertanian yang berkelanjutan, seperti pengadaan benih dan bibit unggul, serta penggunaan alat dan mesin pertanian modren.
Baca juga: 4.200 pelari meriahkan lari jarak jauh Arutmin 10K 2019
Kemudian, adanya fasilitas bagi para petani untuk dapat mengakses teknologi dan varietas unggul yang tahan dari berbagai kondisi, yang merupakan hasil dari inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan.
Hal penting lainnya adalah adanya "marketplace" pertanian dan regenerasi petani.
"Dalam sebuah konsep usaha bisnis, metode pemasaran yang tepat akan menjadi kunci dalam hal menjamin produk hasil usaha pertanian dapat sampai kepada konsumen," katanya.
Sebelumnya, Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Kalsel menggelar seminar akhir terkait kajian neraca sumber daya pertanian untuk mendukung ketahanan pangan di Kalsel .
Seminar yang dibuka Kepala Balitbangda Provinsi Kalsel, Muhammad Amin MT dalam rangka mendukung upaya peningkatan produksi pertanian Kalsel.
Menurut Amin, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk hidup yang juga merupakan komoditas strategis yang sering dikaitkan dengan aspek ekonomi, sosial dan budaya masyarakat, dan politik di Indonesia.
Baca juga: Pemprov Kalteng benahi aturan penghambat investasi
Provinsi Kalsel merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang potensi sumber daya pertaniannya melimpah, khususnya padi.
Kondisi geografis dan karakteristik wilayah, juga membuat Kalsel memiliki potensi pengembangan sumber daya pertanian yang cukup besar untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Terlebih sebut Amin, ke depan kebutuhan pangan semakin bertambah, seiring telah ditetapkannya Provinsi Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara.
"Dari beberapa dasar di atas, kami memandang perlu untuk melakukan kajian terkait neraca sumber daya pertanian untuk ketahanan pangan. Tidak hanya untuk Kalsel, tetapi juga tingkat nasional dan untuk penyangga pangan bagi Ibu Kota Baru nantinya,” jelasnya.
Ditambahkan Amin, Kalsel di bawah kepemimpinan Gubernur H Sahbirin Noor, memiliki 13 program prioritas, salah satunya adalah menjadikan Kalsel sebagai sentra pangan.
"Hal ini mengharuskan kita untuk mewujudkan Kalsel mapan dalam hal ketersediaan pangan,” tambahnya.
Diharapkan Amin dengan adanya kajian ini, dapat menjadi bahan rujukan bagi SKPD terkait untuk bersama-sama mewujudkan Kasel sebagai sentra pangan, dan siap untuk menjadi penyangga pangan untuk Ibu Kota Baru.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalsel, Suparno mengatakan, bicara ketahanan pangan, pihaknya harus mengetahui ketersediaan pangan selama tiga bulan ke depan, kemudian pangan tersebut dapat terdistribusi, terjangkau sehingga bisa dibeli masyarakat, dan aman untuk dikonsumsi.
Tim peneliti yang terlibat dalam penelitian ketahanan pangan yaitu, Ir M Arief Anwar,ST,MT, Ir H gusti Syahrani Noor, Siska Fitriyanti,SSi,MP, Herry Azhar Pradana,SE,MBA, dan Hisyam Musthafa Al Hakim,STP,MSc.
Baca juga: Pemekaran Kecamatan Pulau Laut Sigam Kotabaru disetujui pusat
Baca juga: Legislatif apresiasi pelibatan Pemprov kembangkan Gunung Mamake
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019