Barabai, (Antaranews Kalsel) - Tim Serap gabah petani (Sergap) Markas besar angkatan darat (Mabesad) yang dipimpin oleh Kolonel Arm Erwin Suherman bersama rombongan kontrol ketahanan pangan di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Selasa (2/10).
Selain melakukan pemeriksaan stok beras di salah satu gudang Bulog Subdivre Barabai, tim yang terdiri dari Pasi Wanwil Korem 101/Antasari Mayor Inf Priyo, Kasi Gasar Kadipri Bulog Provinsi Kalsel Reza juga melakukan pertemuan dengan Tim Sergap Kabupaten HST di Aula Kodim 1002 Barabai.
Ketua Tim Sergap Mabesad Kolonel Inf Erwan Suherman menyampaikan bahwa fungsi beras bukan untuk diperjual belikan dan itu harus disadari oleh para petani, beras untuk menciptakan kedaulatan pangan biar sukses dan lebih maju.
"Pemerintah dan bulog tidak bisa bersaing dengan tengkulak, sebetulnya beras kita ada, tapi ada di pihak ke tiga dan Pemerintah tau gudang Bulog kosong," katanya.
Menurutnya, di Vietnam harga beras medium hanya Rp.4.100, kebijakan import beras dilakukan karena gudang Bulog kosong.
Kepala Staf Kodim 1002 Barabai Mayor Inf Pahrijani menyampaikan masyarakat HST kebanyakan mau menjual hasil pertaniannya yaitu gabah langsung kepada Bulog tanpa perantara.
Pihak Bulog pun seharusnya jemput bola yaitu langsung membeli gabah dari para petani. Akan tetapi karena adanya standar kadar air yang telah ditentukan oleh Bulog membuat para petani menjual hasil panennya ke tengkulak atau pengepul.
"HST tidak pernah kekurangan beras dan hampir selalu surplus setiap tahunnya," katanya.
Sedangkan kepala Subdivre Bulog Barabai Rachmadi menyampaikan penyerapan gabah sampai saat ini standar dan mencapai 2.350 ton dan dalam waktu 3 bulan ini akan terus meningkat dan sangat cukup untuk memenuhi ketahanan pangan di HST hingga akhir 2018.
"Tahun 2017 pemerintah tidak menaikan harga beras karena untuk menstabilkan harga pangan dan harga Rp7.300 sampai Rp8.300/Kg bertahan selama 1 tahun serta kita tidak setuju import beras, jika beras itu diimport maka harga beras akan turun," kata Rachmadi.
Baca juga: Tujuh hektare lahan di Kecamatan BAT terbakar, Tim Karhutla naik gunung
Baca juga: Peran Dinas PMD dan kecamatan belum optimal, desa lamban berkembang
Baca juga: Tim penjaringan terbentuk, begini syarat menjadi Ketum KONI HST