Band bergenre rock alternatif asal Banjarmasin bernama Kalayangan Pagat ini mencoba menyuarakan dan mendukung isu lingkungan terkait upaya penyelamatan Pegunungan Meratus di wilayah Kalimantan Selatan dari aktivitas pertambangan batu bara.
Melalui dua lagu terbaru ciptaanya yang berjudul "Rimba Terakhir" dan "Merakus", memberikan pesan dan kritik kepada para penguasa agar lebih peduli terhadap pegunungan meratus sebagai paru-paru dunia.
Baca juga: Berkat Meratus terjaga, HST selamat dari krisis air bersih
"Melalui lagu ini juga kami mendukung gerakan bertagar #savemeratus dan mengajak teman-teman semua terus berani bersuara agar pegunungan Meratus khususnya yang ada di Kabupaten HST benar-benar tetap perawan tanpa aktivitas pertambangan," kata Frontman Kalayangan Pagat, Ayub H Simanjuntak, saat proses pembuatan video klip di salah satu objek wisata di Kabupaten HST, Sabtu (5/10).
Menurut Ayub yang juga merupakan gitaris Kalayangan Pagat itu mengatakan, lagu mereka juga menyentil orang-orang yang masih saja bernafsu ingin mengeruk hasil alam di rimba terakhir Kalimantan Selatan khususnya pegunungan Meratus yang ada di Kabupaten HST.
Baca juga: Artikel - Kemeriahan Aruh Bawanang, Suku Dayak Meratus Kabupaten HST
Sadar tak bisa bergerak sendiri, dia juga berpesan agar semua pihak, baik itu masyarakat, pemerintah, aktivis dan pegiat seni agar mendukung lebih keras lagi menyuarakan gerakan save meratus agar tidak ada tambang batu bara.
Warga Kabupaten HST yang merupakan Pengelola Objek Wisata Goa Limbuhang, H Rosyadi menilai, apa yang dilakukan oleh band Kalayangan Pagat ini sangat positif dan harus didukung semua pihak.
Baca juga: Kemana Bupati dan Ketua DPRD HST, saat masyarakatnya aksi Save Meratus
"Jika meratus ditambang, maka tidak hanya lingkungan kita yang hancur, warga sekitar juga akan terkena dampaknya," katanya.
Berikut lagu berjudul Rimba Terakhir yang dibawakan oleh band Kalayangan Pagat :
https://youtu.be/sEgQgPPACLU
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Melalui dua lagu terbaru ciptaanya yang berjudul "Rimba Terakhir" dan "Merakus", memberikan pesan dan kritik kepada para penguasa agar lebih peduli terhadap pegunungan meratus sebagai paru-paru dunia.
Baca juga: Berkat Meratus terjaga, HST selamat dari krisis air bersih
"Melalui lagu ini juga kami mendukung gerakan bertagar #savemeratus dan mengajak teman-teman semua terus berani bersuara agar pegunungan Meratus khususnya yang ada di Kabupaten HST benar-benar tetap perawan tanpa aktivitas pertambangan," kata Frontman Kalayangan Pagat, Ayub H Simanjuntak, saat proses pembuatan video klip di salah satu objek wisata di Kabupaten HST, Sabtu (5/10).
Menurut Ayub yang juga merupakan gitaris Kalayangan Pagat itu mengatakan, lagu mereka juga menyentil orang-orang yang masih saja bernafsu ingin mengeruk hasil alam di rimba terakhir Kalimantan Selatan khususnya pegunungan Meratus yang ada di Kabupaten HST.
Baca juga: Artikel - Kemeriahan Aruh Bawanang, Suku Dayak Meratus Kabupaten HST
Sadar tak bisa bergerak sendiri, dia juga berpesan agar semua pihak, baik itu masyarakat, pemerintah, aktivis dan pegiat seni agar mendukung lebih keras lagi menyuarakan gerakan save meratus agar tidak ada tambang batu bara.
Warga Kabupaten HST yang merupakan Pengelola Objek Wisata Goa Limbuhang, H Rosyadi menilai, apa yang dilakukan oleh band Kalayangan Pagat ini sangat positif dan harus didukung semua pihak.
Baca juga: Kemana Bupati dan Ketua DPRD HST, saat masyarakatnya aksi Save Meratus
"Jika meratus ditambang, maka tidak hanya lingkungan kita yang hancur, warga sekitar juga akan terkena dampaknya," katanya.
Berikut lagu berjudul Rimba Terakhir yang dibawakan oleh band Kalayangan Pagat :
https://youtu.be/sEgQgPPACLU
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019