Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan Mariana berpendapat, batik nasional merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia sehingga harus terus dilestarikan.

Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) tersebut menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin, Rabu menyambut positif adanya penetapan pemerintah tentang Hari Batik Nasional  dengan harapan semua warga negara mengenakan pakaian batik.

"Kita berharap dengan Hari Batik Nasional dapat melestarikan batik nasional," lanjutnya.
Baca juga: UNESCO evaluates recognition to batik: Jokowi
Baca juga: Batik exports hits US$18 million


Namun demikian dia kategori batik nasional seharusnya tidak hanya terfokus pada produk atau olahan pabrikan Pulau Jawa.

"Kategori batik nasional juga harus memperhatikan Kearifan lokal atau sebuah kolaborasi batik-batik asal daerah dari berbagai provinsi di Indonesia yang cukup beragam, kendati bentuk dan sifatnya printing bukan tradisional," lanjutnya.

Sebagai contoh batik Papua dengan motif burung cendrawasih dan tifa (sejenis alat musik tradisional), "sasirangan" (batik khas daerah Banjar Kalsel) yang hampir menyerupai kain jumputan Yogyakarta
Baca juga: Presiden Jokowi membatik Garuda Nusantara
Baca juga: Disparibud gandeng desainer internasional promosikan batik Pamekasan, Jatim

Pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel menetapkan hari sasirangan pada Hari Kamis sejak Gubernur HM Said tahun 1980-an sampai sekarang.

Sementara motif sasirangan mencapai belasan antara lain "gigi haruan" (haruan jenis yang dalam bahasa Indonesia sama dengan ikan gabus), naga, "patah kangkung" dan motif rumah Banjar Kalsel dengan bubungan tinggi.

Bahkan belakangan banyak sasirangan merupakan industri rumah tangga  dengan kreasi baru seperti bordir guna lebih menarik minat masyarakat untuk membeli.
 

Pewarta: Sukarli/Syamsuddin Hasan

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019