Memasuki tahap re-akreditasi pertamanya untuk bisa mencapai kategori utama bahkan paripurna, jajaran puskesmas Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan masih menghadapi permasalahan terkait penanganan pasien hipertensi, perokok dan gangguan jiwa berat diwilayahnya.

Kepala Puskesmas Amuntai Selatan (Amtsel) Muhammad Yamani di Amuntai, Jum'at mengatakan, ketiga jenis penanganan penyakit ini capaiannya memang dibawah 50 persen dari target.

"Kalau pasien yang kecanduan rokok memang agak susah menghentikan kebiasaannya jika tidak ada kemauan kuat, demikian pula pasien hipertensi sering mengabaikan jadwal pengobatan sementara keluarga pasien gangguan jiwa berat masih tertutup terhadap petugas kami ," ujar Yamani.
 
Tim soveyor Kemenkes RI, Kadinkes HSU camat, unsur muspika dan undangan mendengarkan pemaparan knierja puskesmas amuntai selatan pada kegiatan re-akreditasi puskesmas. (Eddy Abdillah)

Yamani mengatakan, khusus penyakit hipertensi mengalami peningkatan jumlah pasien dibanding 2018 dan berada diperingkat ketiga jumlah penderitanya disamping penderita infeksi saluran pernafasan atas.

Ia menuturkan jika pola hidup yang tidak sehat menjadi penyebab semakin bertambahnya jumlah pengidap penyakit hipertensi.

Pasien yang pengidap penyakit ini kadang tidak secara langsung menyadari keberadaan penyakitnya sehingga cenderung mengabaikan jadwal berobat ke puskesmas.

Yamani mengungkapkan jika keberadaan pengidap penyakit gangguan jiwa berat di wilayah kerjanya termasuk tantangan mengingat pihak keluarga pasien cenderung masih tertutup terhadap upaya penyembuhan.

Padahal , katanya, petugas puskesmas sudah rutin melakukan kunjungan namun pihak keluarga belum memberi ijin untuk dilakukan rehabilitasi.
 
Puskesmas Amuntai Selatan. (Eddy Abdillah)

"Pasien gangguan jiwa berat ini tidak dipasung seperti diikat hingga tak bisa bergerak, tapi hanya dikurung dalam kamar agar tak berkeliaran," katanya.

Jumlah pasien gangguan jiwa berat yang tengah ditangani petugas puskesmas Amtsel saat berjumlah sekitar dua hingga tiga orang,

Yamani menyampaikan, berdasarkan capaian PIS PK 2018 penanganan penderita hipertensi untuk berobat secara teratur sebesar 47,48%, gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan sebesar 46,84% dan tidak ada anggota keluarga yang merokok 36,74%.

Dikatakan, puskesmas Amtsel saat ini tengah menjalani peninjauan oleh tim soveyor Kementerian Kesehatan RI terkait status akreditasi yang disandang puskesmas Amtsel sejak dua tahun lalu.

 

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019