Aplikasi "Bekantan" yang dimiliki Polda Kalimantan Selatan mendapat apresiasi dari Mabes Polri, sehingga Dirbintibmas Korbinmas Baharkam Polri Brigjen Pol Edi Setio Budi Santoso menginginkan aplikasi berbasis teknologi informasi android untuk penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu bisa dikembangkan seluruh Indonesia.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Polda Kalsel telah membuat aplikasi Bekantan. Aplikasi ini sangat bagus, sehingga memudahkan kepada anggota dalam rangka penanganan hotspot," terang Edi Setio di Banjarmasin, Selasa.
Hal itu dikatakannya saat meninjau Bekantan Command Center yang jadi pusat kendali aplikasi Bekantan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel.
Diakui Edi Setio, selama ini dalam penanggulangan titik api kebanyakan masih menggunakan cara-cara yang sifatnya manual.
Namun berbeda dengan aplikasi Bekantan, semuanya sudah terintegrasi antara titik panas yang secara realtime disampaikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), kemudian langsung diteruskan Polda Kalsel untuk menginformasikan ke petugas setempat atau pos polisi terdekat.
Baca juga: Bupati Tapin dukung pengembangan ekowisata Bekantan
"Jadi petugas di Bekantan Command Center dapat menugaskan anggota di lapangan untuk bisa bergerak cepat mengecek titik api. Polisi yang sudah menggunakan aplikasi Bekantan pun secara otomatis mendapat pemberitahuan," jelas Edi Setio.
Untuk itulah, Ketua Tim Asistensi dan Supervisi Mabes Polri Penanggulangan Karhutla tahun 2019 yang menyambangi Polda Kalsel ini meminta aplikasi serupa dapat dikembangkan di daerah lain, terutama provinsi yang rawan terjadi karhutla setiap musim kemarau.
Diketahui aplikasi Bekantan memang diperuntukkan untuk masyarakat agar dengan cepat bisa memberikan informasi adanya karhutla.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel Kombes Pol Rizal Irawan mengatakan, beragam fitur bisa dimanfaatkan pengguna Bekantan. Selain memberikan laporan adanya karhutla, masyarakat juga dapat melihat hotspot atau titik panas secara realtime karena Polda Kalsel bekerja sama dengan LAPAN.
Baca juga: Bupati Tapin apresiasi PT AGM lestarian Bekantan
Baca juga: Dishut segera evakuasi 35 ekor bekantan masuk perkampungan
Kemudian ada peta area sebagai petunjuk penggunanya menuju beragam lokasi penting seperti kantor polisi, posko pemadam kebakaran dan sebagainya. Ada juga nomor telepon penting seperti rumah sakit, Damkar dan Basarnas hingga seluruh kantor polisi dari Polres hingga Polsek tersedia.
Melalui aplikasi Bekantan, dipastikan seluruh anggota polisi yang dikomando Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani akan selalu aktif dan siaga melakukan pencegahan karhutla. Karena personel seketika mendapatkan notifikasi jika ada laporan di wilayahnya terjadi karhutla.
Kata "Bekantan" sendiri merupakan singkatan dari "Berantas kebakaran hutan dan lahan". Penamaan Bekantan merujuk pada primata asli Borneo sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Diharapkan polisi, dengan aplikasi bernama Bekantan jadi lebih familiar untuk masyarakat Kalimantan Selatan dan menjadi daya tarik untuk menggunakannya dalam upaya mencegah dan memberantas karhutla secara bersama-sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Saya mengucapkan terima kasih kepada Polda Kalsel telah membuat aplikasi Bekantan. Aplikasi ini sangat bagus, sehingga memudahkan kepada anggota dalam rangka penanganan hotspot," terang Edi Setio di Banjarmasin, Selasa.
Hal itu dikatakannya saat meninjau Bekantan Command Center yang jadi pusat kendali aplikasi Bekantan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel.
Diakui Edi Setio, selama ini dalam penanggulangan titik api kebanyakan masih menggunakan cara-cara yang sifatnya manual.
Namun berbeda dengan aplikasi Bekantan, semuanya sudah terintegrasi antara titik panas yang secara realtime disampaikan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), kemudian langsung diteruskan Polda Kalsel untuk menginformasikan ke petugas setempat atau pos polisi terdekat.
Baca juga: Bupati Tapin dukung pengembangan ekowisata Bekantan
"Jadi petugas di Bekantan Command Center dapat menugaskan anggota di lapangan untuk bisa bergerak cepat mengecek titik api. Polisi yang sudah menggunakan aplikasi Bekantan pun secara otomatis mendapat pemberitahuan," jelas Edi Setio.
Untuk itulah, Ketua Tim Asistensi dan Supervisi Mabes Polri Penanggulangan Karhutla tahun 2019 yang menyambangi Polda Kalsel ini meminta aplikasi serupa dapat dikembangkan di daerah lain, terutama provinsi yang rawan terjadi karhutla setiap musim kemarau.
Diketahui aplikasi Bekantan memang diperuntukkan untuk masyarakat agar dengan cepat bisa memberikan informasi adanya karhutla.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Kalsel Kombes Pol Rizal Irawan mengatakan, beragam fitur bisa dimanfaatkan pengguna Bekantan. Selain memberikan laporan adanya karhutla, masyarakat juga dapat melihat hotspot atau titik panas secara realtime karena Polda Kalsel bekerja sama dengan LAPAN.
Baca juga: Bupati Tapin apresiasi PT AGM lestarian Bekantan
Baca juga: Dishut segera evakuasi 35 ekor bekantan masuk perkampungan
Kemudian ada peta area sebagai petunjuk penggunanya menuju beragam lokasi penting seperti kantor polisi, posko pemadam kebakaran dan sebagainya. Ada juga nomor telepon penting seperti rumah sakit, Damkar dan Basarnas hingga seluruh kantor polisi dari Polres hingga Polsek tersedia.
Melalui aplikasi Bekantan, dipastikan seluruh anggota polisi yang dikomando Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani akan selalu aktif dan siaga melakukan pencegahan karhutla. Karena personel seketika mendapatkan notifikasi jika ada laporan di wilayahnya terjadi karhutla.
Kata "Bekantan" sendiri merupakan singkatan dari "Berantas kebakaran hutan dan lahan". Penamaan Bekantan merujuk pada primata asli Borneo sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan. Diharapkan polisi, dengan aplikasi bernama Bekantan jadi lebih familiar untuk masyarakat Kalimantan Selatan dan menjadi daya tarik untuk menggunakannya dalam upaya mencegah dan memberantas karhutla secara bersama-sama.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019