Pemerhati pendidikan Indra Charismiadji mengatakan siswa Indonesia mengalami kesulitan dalam berkolaborasi atau bekerja sama dalam satu tim.
"Indonesia memiliki banyak sarjana komputer maupun SMK komputer, akan tetapi mengapa programmer lebih banyak dari India atau China, dan ternyata salah satu penyebabnya adalah kesulitan berkolaborasi," ujar Indra dalam seminar pelatihan guru SMK di Jakarta, Senin.
Padahal Presiden Jokowi menginginkan agar Indonesia menjadi salah satu pemain dalam ekonomi digital. Akan tetapi hal itu sulit tercapai jika anak Indonesia sulit berkolaborasi. Indra menambahkan siswa Indonesia lebih suka bekerja sendiri dibandingkan bersama-sama. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menyatukan siswa itu.
Kemudian, kreativitas anak kurang muncul. Sekolah dinilai belum berhasil menggali kreativitas siswa. Contohnya jika disuruh gambar, maka yang digambar adalah gambar pemandangan dengan gunung di atasnya.
Baca juga: Siswa SMAN I Banjarmasin hasilkan inovasi helm Pintar
"Di era sekarang yang dibutuhkan adalah anak bisa punya nalar yang tinggi, berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir kritis, dan kreatif. Hal itu yang dinilai oleh industri kita masih lemah," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan memberikan pelatihan pada guru-guru, bagaimana menggunakan aplikasi untuk memunculkan daya nalar tingkat tinggi anak. Kemudian pada Oktober, pihaknya akan meminta agar ada aplikasi yang dibuat oleh para siswa di sekolah yang nanti akan dipertandingkan di China.
Kepala seksi evaluasi Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, Arfah Laidiah Razik, mengatakan pelatihan itu merupakan bagian dari meningkatkan mata pelajaran simulasi digital di SMK. "Dengan pelatihan ini, kami mengharapkan adanya peningkatan kemampuan guru. Terutama dalam mata pelajaran simulasi digital," kata Arfah.
Selain itu juga diharapkan guru dapat mengajarkan pada siswa, bagaimana menggunakan simulasi digital untuk berkolaborasi, berpikir kritis hingga meningkatkan kreativitas. "Jadi pada akhir program, kami harapkan para siswa dapat mendemonstrasikan apa yang mereka peroleh," ujar Arfah lagi.*
Baca juga: Siswa SMKN 5 Banjarmasin dapat program SHARP Class
Baca juga: Dua siswa dari HSS torehkan prestasi di ajang LKS SMK Nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Indonesia memiliki banyak sarjana komputer maupun SMK komputer, akan tetapi mengapa programmer lebih banyak dari India atau China, dan ternyata salah satu penyebabnya adalah kesulitan berkolaborasi," ujar Indra dalam seminar pelatihan guru SMK di Jakarta, Senin.
Padahal Presiden Jokowi menginginkan agar Indonesia menjadi salah satu pemain dalam ekonomi digital. Akan tetapi hal itu sulit tercapai jika anak Indonesia sulit berkolaborasi. Indra menambahkan siswa Indonesia lebih suka bekerja sendiri dibandingkan bersama-sama. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menyatukan siswa itu.
Kemudian, kreativitas anak kurang muncul. Sekolah dinilai belum berhasil menggali kreativitas siswa. Contohnya jika disuruh gambar, maka yang digambar adalah gambar pemandangan dengan gunung di atasnya.
Baca juga: Siswa SMAN I Banjarmasin hasilkan inovasi helm Pintar
"Di era sekarang yang dibutuhkan adalah anak bisa punya nalar yang tinggi, berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir kritis, dan kreatif. Hal itu yang dinilai oleh industri kita masih lemah," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya akan memberikan pelatihan pada guru-guru, bagaimana menggunakan aplikasi untuk memunculkan daya nalar tingkat tinggi anak. Kemudian pada Oktober, pihaknya akan meminta agar ada aplikasi yang dibuat oleh para siswa di sekolah yang nanti akan dipertandingkan di China.
Kepala seksi evaluasi Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud, Arfah Laidiah Razik, mengatakan pelatihan itu merupakan bagian dari meningkatkan mata pelajaran simulasi digital di SMK. "Dengan pelatihan ini, kami mengharapkan adanya peningkatan kemampuan guru. Terutama dalam mata pelajaran simulasi digital," kata Arfah.
Selain itu juga diharapkan guru dapat mengajarkan pada siswa, bagaimana menggunakan simulasi digital untuk berkolaborasi, berpikir kritis hingga meningkatkan kreativitas. "Jadi pada akhir program, kami harapkan para siswa dapat mendemonstrasikan apa yang mereka peroleh," ujar Arfah lagi.*
Baca juga: Siswa SMKN 5 Banjarmasin dapat program SHARP Class
Baca juga: Dua siswa dari HSS torehkan prestasi di ajang LKS SMK Nasional
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019