Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Tabalong kunjungan kerja ke Peusahaan Umum Daerah Air Minum Sleman, DIY untuk melakukan kajian pengelolaan dan peningkatan pendapatan.
Ketua Komisi II Aries Heryanto mengatakan PDAM Tabalong perlu mengikuti keberhasilan PUDAM Sleman dalam memberi pelayanan air minum sekaligus menambah pendapatan daeeah di sektor ini.
"PDAM Tabalong hingga kini masih rugi karena itu kita patut menyontoh pengelolaan air minum di Sleman," jelas Aries.
Baca juga: Dewan setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2018
Pasalnya di PUDAM Sleman dengan tingkat pelayanan hanya 18,4 persen mampu memberikan pemasukan bagi daerah.
Sejak 2012 bisnis air minum di Sleman menghasilkan pendapatan sebesar Rp800 juta dan saat ini mencapai miliaran rupiah.
Sebelumnya PUDAM Sleman Tirta berstatus PDAM dan sejak 2017 berganti nama menjadi Perusahaan Umum Daerah Air Minum yang mandiri.
Kepala Pudam Sleman Arsah Alam mengatakan tidak menerima pinjaman dari Kementerian Keuangan meski mendapatkan tawaran.
"PUDAM Sleman mampu berdiri sendiri dan pengelolaan keuangan dianggap sudah baik," jelas Arsah.
Baca juga: Anggota DPRD : "Gemas Mekar" Tabalong bisa jadi contoh.
Sementara itu sumber air baku yang digunakan perusahaan ini selain air permukaan termasuk sumur dalam dan air dangkal.
PUDAM Sleman mampu melayani 18,75 persen penduduk atau 1,2 juta jiwa.
Sementara itu perwakilan PDAM Tabalong Ade Permana mengatakan sudah pernah mengajukan perubahan status ke perusahaan perseroan namun tidak dikabulkan.
Selain itu beban hutang mencapai Rp9,5 miliar meski mendapat penyertaan modal dari Pemkab Tabalong.
"Air baku di Sleman lebih bersih sehingga biaya pengolahan lebih rendah dibanding Tabalong,' jelas Ade.
Air baku dari Sungai Tabalong ungkap Ade warnanya saja coklat sehingga kebutuhan bahan kimia lebih banyak.
Baca juga: Tabalong council holds a special plenary meeting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Ketua Komisi II Aries Heryanto mengatakan PDAM Tabalong perlu mengikuti keberhasilan PUDAM Sleman dalam memberi pelayanan air minum sekaligus menambah pendapatan daeeah di sektor ini.
"PDAM Tabalong hingga kini masih rugi karena itu kita patut menyontoh pengelolaan air minum di Sleman," jelas Aries.
Baca juga: Dewan setujui Raperda Pertanggungjawaban APBD 2018
Pasalnya di PUDAM Sleman dengan tingkat pelayanan hanya 18,4 persen mampu memberikan pemasukan bagi daerah.
Sejak 2012 bisnis air minum di Sleman menghasilkan pendapatan sebesar Rp800 juta dan saat ini mencapai miliaran rupiah.
Sebelumnya PUDAM Sleman Tirta berstatus PDAM dan sejak 2017 berganti nama menjadi Perusahaan Umum Daerah Air Minum yang mandiri.
Kepala Pudam Sleman Arsah Alam mengatakan tidak menerima pinjaman dari Kementerian Keuangan meski mendapatkan tawaran.
"PUDAM Sleman mampu berdiri sendiri dan pengelolaan keuangan dianggap sudah baik," jelas Arsah.
Baca juga: Anggota DPRD : "Gemas Mekar" Tabalong bisa jadi contoh.
Sementara itu sumber air baku yang digunakan perusahaan ini selain air permukaan termasuk sumur dalam dan air dangkal.
PUDAM Sleman mampu melayani 18,75 persen penduduk atau 1,2 juta jiwa.
Sementara itu perwakilan PDAM Tabalong Ade Permana mengatakan sudah pernah mengajukan perubahan status ke perusahaan perseroan namun tidak dikabulkan.
Selain itu beban hutang mencapai Rp9,5 miliar meski mendapat penyertaan modal dari Pemkab Tabalong.
"Air baku di Sleman lebih bersih sehingga biaya pengolahan lebih rendah dibanding Tabalong,' jelas Ade.
Air baku dari Sungai Tabalong ungkap Ade warnanya saja coklat sehingga kebutuhan bahan kimia lebih banyak.
Baca juga: Tabalong council holds a special plenary meeting
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019