Tenaga Ahli Menteri Pertanian Budi Indra mengingatkan pemberdayaan lahan rawa merupakan salah satu upaya pemerintah mendukung swasembada pangan.
Budi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan dirinya memiliki harapan dan keyakinan yang besar bahwa lahan rawa yang masih tidur dapat diolah untuk lahan pertanian khususnya mendukung swasembada pangan.
"Perlu dukungan dari berbagai pihak, di samping pemerintah pusat juga masyarakat setempat dan pemerintah daerah. Hal penting lain adalah kesinambungan program ini. Diharapkan semua kalangan tetap menjalankan kegiatan ini sampai diperoleh keberhasilan yang diharapkan," ujar Budi.
Menurut dia, dengan luasnya lahan rawa, maka perlu pendekatan teknologi yang tepat guna dan tidak dapat lagi menggunakan teknologi sederhana.
Baca juga: Pupuk "Biotara" tingkatkan produksi padi rawa hingga 20 persen
Kementan memiliki program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi)
terkait pengelolaan lahan rawa pasang surut/lebak.
Program ini dilaksanakan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa, peningkatan peran petani dan gabungan kelompok tani, penumbuhan dan pengembangan kelompok tani untuk melaksanakan usaha tani, dan pengembangan kawasan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) punya andil dalam mendukung Serasi.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain melakukan survei investigasi dan desain (SID), identifikasi dan karakteristik lahan, penyediaan data sumber daya lahan rawa pada berbagai tingkat skala, serta penyusunan rekomendasi pengelolaan air, lahan dan budidaya tanaman.
Baca juga: Mentan optimalkan 500 ribu lahan rawa enam provinsi
Berdasarkan data Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, luas lahan rawa yang potensial untuk tanaman pangan (padi sawah) mencapai 14,18 juta hektare di berbagai kawasan Nusantara.
Diperkirakan baru 6,0-6,5 juta hektare yang telah dimanfaatkan dan hanya 3,0-3,5 juta hektare yang menjadi sawah atau lahan untuk padi selebihnya masih berupa semak belukar, hutan sekunder atau rawa monoton yang selalu tergenang sepanjang tahun.
Selain itu, produktivitas lahan rawa sangat beragam dan sangat tergantung pada kondisi tanah, tata air dan penerapan teknologi terutama pengelolaan lahan dan varietas tanaman.
Apalagi produksi rata-rata padi di lahan rawa rendah, hanya 2-3 ton per ha, atau setengah atau kurang dari angka rata-rata hasil padi nasional enam ton per ha.
Baca juga: Balittra Kementan dorong pemanfaatan teknologi pengairan di lahan rawa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
Budi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan dirinya memiliki harapan dan keyakinan yang besar bahwa lahan rawa yang masih tidur dapat diolah untuk lahan pertanian khususnya mendukung swasembada pangan.
"Perlu dukungan dari berbagai pihak, di samping pemerintah pusat juga masyarakat setempat dan pemerintah daerah. Hal penting lain adalah kesinambungan program ini. Diharapkan semua kalangan tetap menjalankan kegiatan ini sampai diperoleh keberhasilan yang diharapkan," ujar Budi.
Menurut dia, dengan luasnya lahan rawa, maka perlu pendekatan teknologi yang tepat guna dan tidak dapat lagi menggunakan teknologi sederhana.
Baca juga: Pupuk "Biotara" tingkatkan produksi padi rawa hingga 20 persen
Kementan memiliki program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi)
terkait pengelolaan lahan rawa pasang surut/lebak.
Program ini dilaksanakan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa, peningkatan peran petani dan gabungan kelompok tani, penumbuhan dan pengembangan kelompok tani untuk melaksanakan usaha tani, dan pengembangan kawasan.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) punya andil dalam mendukung Serasi.
Kegiatan yang dilaksanakan antara lain melakukan survei investigasi dan desain (SID), identifikasi dan karakteristik lahan, penyediaan data sumber daya lahan rawa pada berbagai tingkat skala, serta penyusunan rekomendasi pengelolaan air, lahan dan budidaya tanaman.
Baca juga: Mentan optimalkan 500 ribu lahan rawa enam provinsi
Berdasarkan data Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian, luas lahan rawa yang potensial untuk tanaman pangan (padi sawah) mencapai 14,18 juta hektare di berbagai kawasan Nusantara.
Diperkirakan baru 6,0-6,5 juta hektare yang telah dimanfaatkan dan hanya 3,0-3,5 juta hektare yang menjadi sawah atau lahan untuk padi selebihnya masih berupa semak belukar, hutan sekunder atau rawa monoton yang selalu tergenang sepanjang tahun.
Selain itu, produktivitas lahan rawa sangat beragam dan sangat tergantung pada kondisi tanah, tata air dan penerapan teknologi terutama pengelolaan lahan dan varietas tanaman.
Apalagi produksi rata-rata padi di lahan rawa rendah, hanya 2-3 ton per ha, atau setengah atau kurang dari angka rata-rata hasil padi nasional enam ton per ha.
Baca juga: Balittra Kementan dorong pemanfaatan teknologi pengairan di lahan rawa
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019