Sebanyak 1.200 personel Satuan Tugas (Satgas) Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pusat yang dikomando Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) diterjunkan ke Kalimantan Selatan (Kalsel).
"Personel bantuan dari pusat ini akan segera tiba dan mengikuti apel kesiapsiagaan pencegahan dan penanggulangan karhutla di Kalsel pekan depan," kata Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Wahyuddin di Banjarmasin, Rabu.
Adapun rincian personelnya terdiri dari prajurit TNI 500 orang dan personel Polri 200 orang serta sisanya para relawan yang tergabung dalam Satgas Karhutla BNPB.
Baca juga: Polres Balangan tanggulangi Karhutla
Wahyuddin membeberkan, anggota Satgas akan disebar ke setiap desa rawan kebakaran lahan yang berjumlah sekitar 10 personel per desa.
Dimana ada tujuh wilayah di Kalsel yang menyatakan status siaga darurat karhutla yang nantinya jadi prioritas penempatan personel Satgas tersebut yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Balangan.
Selain bantuan personel tambahan, BPBD Kalsel juga mendapatkan helikopter untuk water bombing sebanyak satu unit yang rencananya tiba pada Sabtu akhir pekan nanti.
Helikopter milik BNPB itu rencananya bertugas selama empat bulan ke depan menanggulangi karhutla yang terjadi di puncak musim kemarau pada Agustus hingga Oktober mendatang.
Berdasarkan pantauan satelit, ungkap dia, hotspot atau titip api masih terbilang kecil di Kalsel. Meski begitu, jika melihat per kejadian, justru termasuk tinggi dibanding provinsi lain.
Baca juga: Bupati minta masyarakat sinergi cegah karhutla
"Titik api yang muncul memang kebanyakan tidak terpantau satelit karena sudah terlebih dahulu padam ditanggulangi petugas dan masyarakat setempat. Setiap harinya, ada tiga sampai lima kejadian lahan terbakar dilaporkan dan segera diatasi," jelas Wahyuddin.
Kepada seluruh BPBD kabupaten dan kota, dia juga mengingatkan untuk melaksanakan perintah sesuai surat edaran Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor guna menyiapkan peralatan, tenaga dan sistem dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
Diperintahkan juga menggelar apel besar kesiapsiagaan dengan mengerahkan personel dan peralatannya sebagai bukti kesiapan daerah mengatasi karhutla dan bencana kabut asap yang ditimbulkan.
Terlepas dari kesiapan petugas di lapangan, Wahyuddin menekankan jika hal terpenting saat ini adalah menggugah kesadaran masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
Karena diakuinya, hampir dapat dipastikan kasus karhutla mayoritas akibat ulah manusia yang sengaja membakar untuk kepentingan tertentu. Maka dari itu, dia memastikan jeratan hukum bagi pelaku yang tertangkap karena kabut asap yang ditimbulkan merugikan banyak orang dan semua sektor terganggu.*
Baca juga: "Bekantan" siap untuk berantas Karhutla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Personel bantuan dari pusat ini akan segera tiba dan mengikuti apel kesiapsiagaan pencegahan dan penanggulangan karhutla di Kalsel pekan depan," kata Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel Wahyuddin di Banjarmasin, Rabu.
Adapun rincian personelnya terdiri dari prajurit TNI 500 orang dan personel Polri 200 orang serta sisanya para relawan yang tergabung dalam Satgas Karhutla BNPB.
Baca juga: Polres Balangan tanggulangi Karhutla
Wahyuddin membeberkan, anggota Satgas akan disebar ke setiap desa rawan kebakaran lahan yang berjumlah sekitar 10 personel per desa.
Dimana ada tujuh wilayah di Kalsel yang menyatakan status siaga darurat karhutla yang nantinya jadi prioritas penempatan personel Satgas tersebut yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Balangan.
Selain bantuan personel tambahan, BPBD Kalsel juga mendapatkan helikopter untuk water bombing sebanyak satu unit yang rencananya tiba pada Sabtu akhir pekan nanti.
Helikopter milik BNPB itu rencananya bertugas selama empat bulan ke depan menanggulangi karhutla yang terjadi di puncak musim kemarau pada Agustus hingga Oktober mendatang.
Berdasarkan pantauan satelit, ungkap dia, hotspot atau titip api masih terbilang kecil di Kalsel. Meski begitu, jika melihat per kejadian, justru termasuk tinggi dibanding provinsi lain.
Baca juga: Bupati minta masyarakat sinergi cegah karhutla
"Titik api yang muncul memang kebanyakan tidak terpantau satelit karena sudah terlebih dahulu padam ditanggulangi petugas dan masyarakat setempat. Setiap harinya, ada tiga sampai lima kejadian lahan terbakar dilaporkan dan segera diatasi," jelas Wahyuddin.
Kepada seluruh BPBD kabupaten dan kota, dia juga mengingatkan untuk melaksanakan perintah sesuai surat edaran Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor guna menyiapkan peralatan, tenaga dan sistem dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
Diperintahkan juga menggelar apel besar kesiapsiagaan dengan mengerahkan personel dan peralatannya sebagai bukti kesiapan daerah mengatasi karhutla dan bencana kabut asap yang ditimbulkan.
Terlepas dari kesiapan petugas di lapangan, Wahyuddin menekankan jika hal terpenting saat ini adalah menggugah kesadaran masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar.
Karena diakuinya, hampir dapat dipastikan kasus karhutla mayoritas akibat ulah manusia yang sengaja membakar untuk kepentingan tertentu. Maka dari itu, dia memastikan jeratan hukum bagi pelaku yang tertangkap karena kabut asap yang ditimbulkan merugikan banyak orang dan semua sektor terganggu.*
Baca juga: "Bekantan" siap untuk berantas Karhutla
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019