Balai Latihan Masyarakat (Balatmas) Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengajak mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Banjarmasin dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah, untuk menjadi pengusaha muda di masing-masing daerah.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kemendes RI Dr Suprapedi di Banjarmasin mengatakan, saat ini Balatmas sedang melatih 53 orang mahasiswa dari Universitas Kalimantan dan Politekni Hasnuryadi dari Banjarmasin dan Universitas Palangkaraya.

Melalui pelatihan tersebut, diharapkan akan menumbuhkan jiwa pengusaha muda di kalangan mahasiswa.

Selain itu, para mahasiswa tersebut akan menjadi agen perubahan, saat mereka selesai pelatihan, terutama agen perubahan di desa tempat mereka berasal.

Baca juga: Balatmas-BNN kerja sama berantas narkoba

"Para mahasiswa ini, kami harapkan juga menjadi salah satu agen perubahan untuk pengembangan usaha di desa, terutama dalam segi pemasaran, dengan memanfaatkan teknologi yang sedang berkembang," katanya.

Makanya, tambah Suprapedi, dalam pelatihan kali ini, Balatmas mengajak Tokopedia, yang selama ini sudah cukup dikenal secara nasional, sebagai pasar online atau daring, yang menjual berbagai produk usaha mikro kecil dan menengah.

Ke depan, tambah dia, pihaknya juga ingin pelatihan bisa dilaksanakan lebih konkrit, antara lain dengan melakukan praktik atau simulasi membuka usaha dan lainnya.

"Pelatihan ini kan dilakukan cukup lama, antara 5 hari, sehingga sangat cukup untuk melakukan simulasi," katanya.
Balai Latihan Masyarakat (Balatmas) Banjarmasin, Kalimantan Selatan melaksanakan pelatihan bagi mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Banjarmasin dan Palangkaraya, Kalimantan Tengah, untuk menjadi pengusaha muda. (Antaranews Kalsel/Latif Thohir)

Kepala Balai Pelatihan Masyarakat (Balatmas) Banjarmasin, Kalimantan Selatan Pepen Ependi mengatakan, potensi pasar secara daring di Kalimantan masih cukup tinggi.

Baca juga: Balatmas Kalimantan gali potensi pertanian Kalteng

"Kondisi infrastruktur yang ada saat ini, membuat pasar daring menjadi salah satu solusi untuk menekan biaya pemasaran," katanya.

Pepen yakin, pelatihan tersebut akan menjadi bekal, para mahasiswa untuk penjadi pengusaha muda saat sudah lulus kuliah, bahkan setelah selesai pelatihan.

Kenapa menggandeng Tokopedia, berdasarkan hasil penelitian, rata-rata mahasiswa memiliki jiwa usaha, hanya saja mereka minim wawasan untuki memasarkan hasil usahanya itu.

Bersama Tokopedia inilah, kami berharap, akan membuka wawasan para mahasiswa di bidang pemasaran dan bisa menerapkan di masyarakat.

Mahasiswa Poltek Hasnuryadi Banjarmasin, Slamet Riady mengatakan, saat ini, dia telah menekuni beberapa usaha di sektor perkebunan, mulai dari penanaman sengon, nenas dan singkong dan lainnya.

"Saya memulai usaha untuk penanaman sengon baru empat tahun lalu, dan bisa dipanen setelah lima tahun," katanya.

Sedangkan untuk nanas dan singkong, tambah dia, telah membuahkan hasil. Untuk nanas, sekali panen bisa mendapatkan Rp300 ribu lebih, begitu juga dengan singkong.

"Melalui pelatihan ini, saya bakal mengembangkan usaha tersebut menjadi lebih modern, terutama produksi dan pemasarannya," katanya.

Mahasiswa Universitas Palangkaraya Ali muslih berharap, setelah pelatihan ini, akan ada bantuan modal seperti koperasi, sehingga usaha yang ada bisa lebih berkembang.

Saat ini, Muslih sudah memiliki berbagai usaha, seperti pembersih sepatu, peternakan dan lainnya.

"Semua usaha tersebut sudah bisa berjalan dengan baik dan telah menghasilkan," katanya.

Pelatihan dilaksanakan selama 5 hari, mulai 15 hingga 19 Juli 2019, yang diikuti oleh 53 mahasiswa dari tiga perguruan tinggi di Kalsel dan Kalteng yaitu dari uniska, polteknik husnur dan UNPAR ( universitas palangkaraya).

Baca juga: Balatmas berharap petani kembangkan produk makanan olahan
 

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019