Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Balai Pelatihan Masyarakat (Balatmas) Banjarmasin, wilayah Kalimantan berupaya menggali dan mengembangkan pontesi pertanian di Provinsi Kalimantan Tengah terutama untuk sektor pertanian hortikultura.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pulang Pisau Provinsi Kalimantan Tengah M Syaripul Pasaribu di Banjarmasin Senin mengatakan, sangat mendukung upaya pengembangan sektor pertanian hortikultura di daerahnya.

"Kami sangat bersyukur dengan diselenggarakannya pelatihan ini, karena memang masih sangat banyak potensi pertanian di wilayah kami yang belum dikembangkan dengan baik," katanya.

Melalui pelatihan ini, tambah dia, diharapkan akan membuka wawasan masyarakat untuk bisa memaksimalkan seluruh potensi di daerahnya, terutama sektor pertanian dan tanaman pangan.

Menurut Syaripul, salah satu potensi yang bisa dikembangkan di daerahnya adalah, pertanian hortikultura seperti semangka serta beberapa program unggulan di desa dan lainnya.

"Sebelumnya, pelatihan yang sama juga dilakukan oleh Balatmas kepada ratusan petani dan masyarakat dari beberapa kabupaten di Kalteng," katanya.

Selanjutnya, tambah dia, akan dikembangkan berbagai sektor pertanian sesuai dengan potensi daerah masing-masing, seperti jagung hibrida, yang akan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

 
. (Antaranews Kalsel/Latif Thohir)

Balatmas kembali melakukan pelatihan kepada sekitar 85 petani asal tiga kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah dari 17 desa.

Tiga kabupaten tersebut yaitu, kabupaten Pulang Pisau, yang di wakili oleh 9 desa untuk mengikuti pelatihan pertanian holtikoltura.

Kemudian kabupaten Katingan dan Kota Waringin Timur, diwakili oleh delapan desa yang fokus mengikuti pelatihan hasil olahan pertanian holtikultura.

Setiap desa, tambah dia, diwakili oleh lima orang masyarakat, yang merupakan tokoh masyarakat, yang juga petani.

Kasi Penyelenggara Pelatihan Balatmas Japaruddin Nasution mengatakan, peserta pelatihan dari kabupaten pulang pisau merupakan masyarakat pendatang yang mengikuti program transmigrasi, sehingga arahnya ke sektor pertanian.

Menurut Japaruddin, saat ini banyak petani yang belum bisa memaksimalkan hasil produksinya, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Hal itu terjdi, karena petani belum mampu mengolah hasil pertaniannya dengan produk-produk olahan yang lebih menguntungkan.

"Petani biasanya langsung menjual seluruh produksi pertaniannya, kendati harga sedang turun, akibat produksi yang melimpah pada musim panen," katanya.

Hal itu terjadi karena keterbatasan wawasan dan pengetahuan petani dalam mengelola produksi pertanian pascapanen.

"Melalui pelatihan pemanfaatan produk pertanian menjadi produk olahan ini, kami harapkan petani akan mampu meningkatkan kesejahteraan, dengan mengolah hasil pertaniannya sebelum dijual ke pasaran," katanya.

Selama 2018, sejak Januari hingga Agustus, Balatmas telah menyelenggarakan 38 paket pelatihan.

Terdapat lima sektor pelatihan yang fokus dikembangkan oleh Balatmas yaitu, pelatiah kader perangkat desa, Bumdes, hydroponik, wirausaha untuk mahasiswa, hortikultura dan hasil olahan.

Pewarta: Latif Thohir

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2018