Proyek masif bernilai $1,3 miliar ini segera menjadi terobosan dalam perdagangan regional dengan menampung kapal kargo terbesar di dunia, serta memangkas waktu pengiriman barang secara drastis. Fase pertama dari proyek ini telah mengurangi waktu pengiriman barang lewat laut dari Peru ke Tiongkok selama 23 hari, serta memangkas biaya logistik setidaknya 20%.
Pelabuhan baru ini memiliki empat dermaga dengan kedalaman maksimum 17,8 meter sehingga kapal kontainer berukuran sangat besar dengan kapasitas 18.000 twenty-foot equivalent units (TEUs) dapat bersandar. Kapasitas tahunan Pelabuhan Chancay mencapai 1 juta TEUs dalam jangka pendek, serta 1,5 juta TEUs dalam jangka panjang. Maka, Pelabuhan Chancay menjadi pusat perdagangan utama antara Amerika Latin dan Asia.
Dalam sebuah artikel yang ditulis Presiden Tiongkok Xi Jinping, diterbitkan media Peru El Peruano pada Kamis lalu, Pelabuhan Chancay diperkirakan mendatangkan pendapatan $4,5 miliar per tahun bagi Peru, serta membuka lebih dari 8.000 lapangan pekerjaan secara langsung.
Xi dan Presiden Peru Dina Boluarte mengikuti acara peresmian Pelabuhan Chancay lewat sambungan video, Kamis lalu.
"Dari Chancay ke Shanghai, pelabuhan ini tak hanya memfasilitasi perkembangan pesat Belt and Road Initiative di Peru, namun juga menjadi pintu gerbang baru yang menghubungkan wilayah darat dan laut, serta Asia dan Amerika Latin," ujar Presiden Xi dalam sambutannya.
Xi melakukan lawatan kenegaraan ke Peru, Kamis lalu, serta menghadiri 31st APEC Economic Leaders' Meeting. Maka, Xi telah terhitung enam kali berkunjung ke Peru sejak 2013.
Mentransformasi dinamika perdagangan regional
Pelabuhan Chancay tidak sekadar menjadi pelabuhan laut dalam yang baik, melainkan juga pelabuhan pintar dan pelabuhan hijau pertama di Amerika Selatan, menurut Xi.
Berlokasi strategis di pintu masuk Peru menuju Pasifik, pelabuhan ini tersambung dengan Jalur Pan-Amerika lewat sebuah terowongan, sehingga menawarkan akses langsung menuju ibu kota Peru, Lima. Sebagai "jalur laut ekspres" menuju Amerika Latin, Pelabuhan Chancay akan mempercepat dan menghemat transportasi barang dalam aktivitas ekspor Peru, seperti cranberry dan alpukat, menuju pasar-pasar Asia.
"Peru ingin menjadi 'Singapuranya Amerika Latin' sehingga kapal-kapal kargo dapat melintasi pelabuhan ini ketika menuju Asia. Jika masyarakat asal Brazil, Venezuela, Bolivia, Paraguay, dan Argentina ingin bepergian ke Asia, mereka bisa mempertimbangkan Peru sebagai titik keberangkatan," ujar Menteri Perhubungan Peru Raul Perez Reyes, kepada reporter pada bulan lalu.
Pembangunan Pelabuhan Chancay sangat sejalan dengan lonjakan aktivitas perdagangan antara Tiongkok dan Amerika Latin.
Lebih lagi, Peru telah menggagas sejumlah rencana pembangunan jalur kereta dan jalan yang menghubungkan Pelabuhan Chancay dengan kota-kota besar di seluruh Peru, serta potensi untuk menghubungkan jaringan transportasi di negara-negara lain pada tingkat regional. Rencana pembangunan jalur perhubungan yang baru ini pun dapat mendukung ekspor komoditas kacang kedelai asal Brazil, biji besi, daging beku, kopi Kolombia, alpukat, dan produk-produk lain ke Asia.
"Pelabuhan Chancay akan mendukung Peru untuk meningkatkan efisiensi logistik dan mempererat kerja sama perdagangan dengan Asia," kata David Gamero, Deputy Manager, Pelabuhan Chancay. Menurutnya, selain manfaat ekonomi secara langsung, pelabuhan masif ini juga mendorong pembangunan rantai nilai logistik Amerika Latin, serta memajukan perkembangan teknologi dan industri sehingga menghasilkan "efek pengganda".
Xi menjuluki Peru sebagai "tetangga Tiongkok di Pasifik", serta mengutip pepatah kuno Tiongkok yang menggambarkan hubungan Tiongkok dengan negara-negara Amerika Latin dan Karibia: "Hubungan sahabat sejati selalu terasa dekat, terlepas dari jarak yang memisahkan mereka."
Setelah beroperasi, Pelabuhan Chancay akan menyatukan seluruh kawasan Amerika Latin dengan kerangka ekonomi Asia Pasifik, meningkatkan konektivitas baik di dalam dan luar benua tersebut secara signifikan.
Menggencarkan kerja sama Tiongkok-Amerika Latin
BRI, digagas Tiongkok pada 2013, meliputi kawasan Amerika Latin dan Karibia pada 2017.
Pada 2023, 22 negara di dua kawasan tersebut telah meneken perjanjian kerja sama BRI dengan Tiongkok, menurut laporan yang diterbitkan dewan pengarah Belt and Road Initiative. Sejumlah proyek penting BRI di antaranya Belo Monte Hydropower Plant ultra-high-voltage transmission line di Brazil, Jalur Kereta Belgrano Cargas di Argentina.
Sejak 2012, Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Amerika Latin. Pada 2023, volume perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara Amerika Latin bahkan menembus $489 miliar.
Menurut para pakar, investasi dan dukungan teknis Tiongkok telah membantu negara-negara Amerika Latin mempercepat pembangunan ekonomi. Investasi dan dukungan teknis Tiongkok juga telah menggerakkan perkembangan Global South. Para pakar berharap, kehadiran Xi di APEC dapat membawa angin segar dalam integrasi dan kerja sama ekonomi regional.
Rafael del Campo Quintana, Vice President, Peruvian Exporters Association, berkata bahwa APEC tidak hanya menjadi platform penting yang mempromosikan kerja sama perdagangan dan ekonomi regional, namun juga menyediakan berbagai peluang bagi negara-negara berkembang, termasuk Peru, untuk terintegrasi dengan ekonomi global.
SOURCE CGTN