Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pengabdian selama 9 bulan 5 hari tentu bukanlah waktu yang terlewat panjang bagi seorang Kolonel Inf Yudianto Putrajaya. Meski begitu, kepemimpinannya di Korem 101/Antasari akan selalu dikenang sebagai sosok tegas dan keras sekaligus baik hati.
Kabar kepindahan pria yang akrab disapa Putra inipun cukup mengejutkan. Bak petir di siang bolong, banyak yang kaget bercampur sedih karena orang-orang yang telah mengenal betul karakternya pasti merasa kehilangan.
"Kepemimpinan Pak Putra memang tegas dan keras, namun di balik itu beliau baik hatinya. Sehingga kami merasa kehilangan sosoknya yang memimpin cukup singkat," ucap Kasi Teritorial Korem 101/Antasari Letkol Inf Imam Mochtarom.
Imam sendiri dikenal sangat dekat dengan Putra. Apalagi semenjak penyiapan lahan di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala untuk Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXVIII tahun 2018, keduanya selalu bersama memimpin pasukan di lapangan yang tak kenal lelah bekerja setiap hari membuka lahan tidur di tanah rawa untuk dijadikan pilot percontohan model pertanian terpadu.
"Kami senang dengan gaya kepemimpinan Pak Putra. Satu hal yang membuat saya teringat terus pesan beliau agar bekerja dengan bersemangat dan gembira," tutur Imam.
Putra juga memiliki keinginan yang kuat untuk turut memberantas tindak pidana, khususnya yang merugikan rakyat banyak. Seperti yang telah ia lakukan dengan membongkar sindikat pupuk ilegal asal Cina yang masuk ke Kalsel. Bahkan ada keinginannya untuk memberantas Narkoba. Sungguh suatu tugas berat dan pastinya akan berhadapan dengan sistem yang terorganisir. Sayang dia dipindahtugaskan sebelum melakukan gebrakan lebih banyak lagi dalam kepemimpinannya di Bumi Antasari.
Tak hanya di internal prajurit Korem 101/Antasari dan satuan jajaran yang sedih kehilangan dari sosok Putra, sang pemilik ambisi besar bekerja untuk rakyat dan untuk kesejahteraan rakyat ini, namun banyak kalangan di luar sana juga merasakan hal serupa.
Seperti diungkapkan Rikval Fachruri. Ketua Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI Kalsel) ini dan teman-temannya yang juga mengenal Putra langsung kaget dan sedih ketika mendapat kabar akan kepindahan sang Danrem kebanggaan.
"Karena terlalu sebentar beliau di Kalimantan Selatan," cetus Rikval.
Dari sekian banyak tokoh pemuda dan tokoh masyarakat yang dirangkul Putra dalam kepemimpinannya, Rikval memang terbilang salah satu yang memiliki kedekatan cukup intens.
Hal itu lantaran sebagai Korwil Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita Kalsel), Rikval hampir setiap hari berkomunikasi dengan Putra terkait penyiapan lahan pertanian di Jejangkit.
Dimana Gempita yang merupakan pelembagaan hasil gagasan Menteri Pertanian RI, memberikan suport untuk perluasan areal tambah tanam di Desa Jejangkit Muara dengan menerjunkan 10 kelompok tani serta mempekerjakan 14 operator alat berat.
Rikval pun menceritakan kesan pertama kali ketika bertemu Putra dan istri. Dia merasanya sudah berteman bertahun-tahun. Karena baru kenal langsung akrab.
"Mungkin karena selain beliau sosok yang visioner, juga sangat bersahabat dan mudah bergaul. Orangnya tegas, keras namun hatinya lembut sekali. Kenapa lembut? Karena beliau bekerja, melihat, menganalisa dan memutuskan menggunakan hati," ungkap Ketua 7 Bidang Agrobisnis, Agro Industri dan Kemaritiman Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi Kalsel) ini.
Menurut Rikval, banyak masyarakat yang telah merasakan manfaat dari sosok kepemimpinan Putra dengan melihat sesuatu hal yang harus berdampak positif bagi masyarakat.
Dia sendiri merasakan ketika bersama-sama bergotong royong ikut membantu merapikan benang kusut di Jejangkit terkait persiapan HPS. Putra menekankan agar hal sekecil apapun persoalan harus diselesaikan dengan detil demi kepentingan semuanya.
Terbukti di bawah komando Putra, kata Rikval, pembukaan lahan di 750 hektar dari total 4.000 hektar di Desa Jejangkit tercapai lebih cepat satu bulan dari target.
"Beliau bukan melihat benang kusut itu pada masalahnya, tapi justru kepada solusinya. Pesan beliau yang saya ingat "kalau jerja dengan cara biasa, maka hasilnya akan biasa juga. Tapi kalau kerjanya di luar dari kebiasaan, maka hasilnya juga akan luar biasa dan fokuslah pada solusi, bukan fokus pada masalah," papar Rikval mengingat kalimat penyemangat yang kerap dilontarkan Putra.
Selaku bagian dari pemuda di Kalsel, Rikval mengaku senang dan bersyukur telah dianugerahkan Tuhan untuk mengenal sosok Putra.
Karena Putra tak hanya peduli terhadap tugasnya tapi juga begitu peduli dengn perkembangan dan nasib generasi muda di Kalsel. Terbukti Putra mencetuskan ide lahirnya Bela Eksistensi Tanah Air (BETA) Banua sebagai wadah para pengangguran, preman, residivis maupun gelandangan yang sulit mendapat pekerjaan lantaran dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Mereka semua dilatih dan diberikan berbagai materi bela negara untuk kemudian menjadi orang yang bermanfaat dan bisa diterima di masyarakat hingga berhasil memperoleh pekerjaan.
"Bang Putra adalah salah satu mutiara yang dimiliki TNI AD. Semoga karir beliau terus berkilau bagaikan mutiara," tandas pemuda yang juga mengemban amanah sebagai Ketua 1 Bidang OKK Perkumpulan Pengusaha Event Organizer (Perpeo Kalsel) ini.
Hingga akhirnya kini Rikval menyadari, kepindahan Putra yang selanjutnya menjabat Paban V/Bhakti TNI Sterad, dikarenakan negara lebih membutuhkan dengan memperluas area kerjanya.
"Selamat jalan, selamat bertugas di tempat yang baru komandan kebanggaan kami Bang Putra. Kami Kalimantan Selatan bangga terhadap pengabdianmu dan jiwa ragamu untuk NKRI," pungkas Rikval.
Tanggal 13 Desember 2017 menjadi hari bersejarah kala Kolonel Inf Yudianto Putrajaya memegang tongkat komando untuk pertama kalinya sebagai Danrem 101/Antasari menggantikan Brigjen TNI Syafei Kasno dalam upacara sertijab yang dipimpin Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Sonhadji di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Gebrakan demi gebrakan dilakukannya yang terus bersemangat bekerja untuk rakyat. Kalimat "Ibu kandung prajurit TNI adalah rakyat" pun digelorakannya tanpa henti.
Anggota yang bekerja di zona nyaman dan terkesan ala kadarnya alias hanya menjalani rutinitas belaka pasti keteteran dengan pola kerjanya yang visioner dan selalu ingin berbuat yang terbaik dengan hasil optimal.
Bersinergi adalah kata yang ditekankan Putra. Dia rangkul semua kalangan yang tujuannya hanya satu, yakni bekerja untuk masyarakat banyak.
Bahkan Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor merasakan betul spirit sang Danrem yang total membantunya dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Melalui tagline "Antasari Bergerak" dan "Tertib Itu Baik", Putra turut menyerukan slogan "Bergerak" (Berjuang Gelorakan Rakyat) dari Gubernur Paman Birin, sehingga Korem 101/Antasari dan satuan jajaran totalitas bersinergi dengan pemerintah daerah dalam program pembangunan di Kalimantan Selatan.
Alhasil, sebagai mitra kerja Panglima TNI/Mabes TNI, Komisi I DPR RI pun menilai pelaksanaan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang selama ini dilakukan Korem 101/Antasari berhasil.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi I DPR RI Asril Hamzah Tanjung ketika Kunjungan Kerja Spesifik Komisi I DPR RI dalam rangka pelaksanaan tugas OMSP dan TMMD di Korem 101/Antasari.
Peran Korem 101/Antasari yang salah satunya membantu pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dinilai begitu tinggi. sehingga keberadaan Korem di Kalsel benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat.
Kini Putra dan sang istri Siti Sadiyah serta ketiga buah hatinya Adinda Putri Ramdhani, Dyfriq Akbar Adyahtra dan Adindy Putri Maulidya telah meninggalkan tanah Banua Lambung Mangkurat pada Kamis (20/9). Dia pun sempat "pamit" berziarah ke Makam Pahlawan Nasional Pangeran Antasari yang begitu dihormatinya sebagai sosok pejuang dengan semboyan "Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing”. Kalimat sederhana yang artinya pantang menyerah dan berjuang sampai titik darah penghabisan. Sejalan dengan prinsip Putra dalam pengabdian tiada batas disertai ketulusan dan keikhlasan.
Tongkat estapet kepemimpinan resmi diserahkan kepada Kolonel Arm Syaiful Rahman yang sebelumnya bertugas di Pamen Mabes TNI AD sebagai mantan ajudan Wapres RI.
Menyukseskan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) pada Oktober 2018 mendatang adalah tugas pertama sang Danrem baru. Karena inilah pekerjaan Putra yang tak bisa diselesaikannya lantaran harus pindah tugas.
Namun Putra yakin dengan rekannya sesama alumni Akmil 1993 tersebut bisa berbuat yang terbaik menuju finalisasi untuk hari H pelaksanaan HPS.
"Semoga diberikan kemudahan untuk suksesnya acara nanti. Dan yang terpenting kita semua harus memberikan penghargan kepada petani yang merupakan pahlawan. Merekalah pekerja keras di lahan pertanian dan Desa Jejangkit Muara akan kembali bangkit sebagai lumbung padi dan penyangga pangan nasional," kata Putra.
Kolonel Inf Yudianto Putrajaya; Pengabdian tiada batas di Bumi Antasari
Jumat, 21 September 2018 7:25 WIB
Kepemimpinan Pak Putra memang tegas dan keras, namun di balik itu beliau baik hatinya. Sehingga kami merasa kehilangan sosoknya yang memimpin cukup singkat