Marabahan, (Antaranews Kalsel)-Dewan Kerajinan Rakyat Nasional Pusat mengunjungi pengrajin anyaman purun tikus di Desa Parimata Kecamatan Belawang, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Rabu (18/7).
Didampingi Ketua Dekranasda Provinsi Kalsel Hj Raudatul Jannah Sahbirin, rombongan Dekranas Pusat dipimpin Ketua Bidang Manajemen Usaha Bintang Puspayoga, tiba di Desa Parimata, sekitar pukul 13.30 Wita.
Rombongan tiba dengan menumpang lima buah speedboat disambut Ketua Dekranasda Batola Hj Saraswati Dwi Putranti Rahmadian Noor beserta pengurus, Camat Belawang M Husaini beserta jajaran, dan para kades.
Kehadiran rombongan selain untuk melihat langsung keberadaan kerajinan sekaligus untuk melakukan dialog menyangkut permasalahan maupun kendala yang dirasakan para pengrajin anyaman tikar purun tikus yang berada di Desa Parimata.
Dari dialog terungkap segala permasalahan maupun kendala penyebab yang dihadapi usaha tersebut terutama menyangkut permodalan dan pasar.
“Kita tidak ingin potensi anyaman di sini putus, proses kesinambungan ini yang sangat penting. Bahan baku, tenaga kerjanya, dan pasar harus terus terjaga,” tutur Bintang Puspayoga.
Isteri Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menjabat Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas itu meyakini, keberadaan pasar atas produk anyaman dari Desa Parimata ini tidak mengalami kendala berarti sebab kualitas anyaman yang dihasilkan cukup bagus.
Walaupun, sebutnya, para pengrajin tetap dituntut untuk memperhatikan inovasi dan kreativitas seiring perkembangan, perjalanan waktu, serta tuntutan pasar.
Bintang Puspayoga sempat menanyakan penyebab tidak dijadikannya usaha kerajinan sebagai pekerjaan utama, padahal jika dilihat potensi cukup menjanjikan.
“Kalau saya lihat purun tikus disini memiliki potensi yang sangat spesifik karenanya terhadap masalah pasar saya pikir tidak menjadi kendala berarti,” tukasnya.
Khusus menyangkut pasar, Bintang Puspayoga menyatakan siap untuk membantu sepanjang masyarakat mau mengerjakan secara profesional, meningkatkan mutu dan mengikuti keinginan pasar.
Demikian pula menyangkut permodalan, sebutnya, Kemenkop dan UKM memiliki penanganan terhadap UKM bisa diakses terhadap pembiayaan asalkan pengolahannya bisa dilakukan lebih inovatif dan beragam.
“Sebelumnya kita mau dengar dulu pengrajin maunya apa sehingga dalam proses berjalan kita dapat menentukan apa yang bisa kami lakukan,” tandasnya.