Amuntai, (Antaranews Kalsel) -Mayoritas Masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan, tidak mengonsumsi beras lokal yang dihasilkan petani setempat tetapi mengonsumsi beras yang didatangkan dari daerah Gambut Kabupaten Banjar.
Akibatnya hasil produksi beras lokal lebih banyak dijual keluar daerah seperti ke Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Entin Listianti di Amuntai, Kamis mengatakan, Masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) lebih menyukai jenis beras unus daripada jenis beras Varietas Ciherang yang banyak ditanam petani di HSU.
Namun, tambah Entin, petani HSU tetap memilih menanam padi Ciherang, karena kondisi lahan di daerah yang 90 persen lahannya rawa tersebut, lebih cocok ditanami padi jenis tersebut.
"Masalahnya jika petani di HSU menanam jenis beras unus ini, tidak bisa karena masa tanam yang panjang sekitar 9 bulan, sedangkan lahan pertanian di HSU terendam secara periodik setiap 6 bulan,"ujar Entin.
Entin mengatakan padi varietas Ciherang, lebih cocok ditanam di lahan pertanian di Kabupaten HSU karena masa tanam lebih singkat hanya sekitar 4 bulan.
Meski tidak mengonsumsi beras Ciherang, para petani, tidak keberatan memproduksi jenis Ciherang ini karena pangsa pasarnya sudah ada di Kaltim dan Kalteng.
Dikatakan dia, hampir setiap tahun lahan pertanian terendam air, apalagi bila terjadi musibah banjir, genengan air akan bertahan lebih lama karena hampir 90 persen wilayah Kabupaten HSU terdiri atas lahan rawa.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Produksi Padi di HSU 2017 kemaren sebanyak 131.787 ton gabah dengan luas tanam mencapai 25.343 hektar.dan luas panen 23.293 hektar.
Berdasarkan analisa pangan padi di HSU 2017 jumlah beras yang dihasilkan mencapai 46.147 ton beras yang sebagian besar dijual keluar daerah.
Adapun dua kecamatan yang terbesar jumlah produksi padi yakni Kecamatan Babirik sebanyak 22.333 ton gabah kering giling (gkg) dan Kecamatan Sungai Pandan sebesar 20.302 ton gkg disusul Kecamatan Banjang 16.893 ton gkg dan wilayah kecamatan lainnya seperti Amuntai Utara, Amuntai Selatan, Sungai Tabukan dan Amuntai Tengah yang rata-rata.jumlah produksinya 12.200 ton gkg.