Paringin, (Antaranews Kalsel) - Bendungan dan irigasi pertanian yang disebut warga sebagai Tabat Durian panjang, di Desa Inan, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, kembali jebol.
Kendati bendungan yang dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balangan tersebut, telah diperbaiki, namun belum berfungsi maksimal.
Bahkan, karena hujan yang cukup deras dalam beberapa hari terakhir, membuat bendungan tersebut kembali jebol.
Hal itu terjadi, karena perbaikan dan penanganan bendungan, terkesan dikerjakan seadanya, yaitu hanya dengan menambah batu dan urukan tanah, kemudian mercu bendungan atau di sisi sayap bendungan di cor semen.
Memastikan laporan warga tentang kondisi bendungan tersebut, wartawan Antara, bersama warga langsung memantau ke lokasi Tabat Durian Panjang, pada Minggu (7/1).
saat dilokasi, air bendungan terlihat mulai meluber ke perkebunan karet warga, karena tidak ada penanganan peninggian sayap bendungan, seperti yang pernah dijanjikan Dinas PU Balangan.
Penanganan yang terlihat pada wilayah pintu air tersebut, hanya perbaikan pada roda pintu air. Roda tersebut, awalnya berfungsi akibat gigi roda tidak kokoh sehingga terkikis dan los.
Bendungan kecil dengan pintu air tersebut merupakan pekerjaan milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) melalui Bidang Pengairan.
Sebelumnya, bendungan yang direncanakan mampu mengairi sawah milik warga seluas 70 hektare tersebut, tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal, sejak selesai dibangun.
.
Selain memperbaiki roda air, petugas juga memperbaiki bagian sayap yang jebol, antara lain menutup lokasi yang jebol dengan tumpukan batu gunung lalu di beri urukan tanah, setelah itu di cor semen.
Namun, upaya tersebut juga belum berhasil maksimal, masih terdapat rembesan air deras menembus sayap irigasi tersebut.
Sedangkan untuk pondasi, hanya diperkokoh kayu dan papan lalu dipadati dengan batu dan urukan tanah.
Bendungan kecil di irigasi pertanian Tabat Durian Panjang yang dinyatakan selesai sesuai dengan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) tersebut masih perlu penanganan serius.
Masyarakat berharap, proyek senilai Rp1,1 miliar yang baru selesai tersebut segera diperbaiki, sehingga bisa untuk meningkatkan pertanian untuk mendukung swasembada pangan daerah bahkan nasional.
Proyek tersebut, merupakan program yang sangat diharapkan masyarakat, karena bisa meningkatkan produksi padi petani.