Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kesuksesan kelompok tani di Desa Sepucuk, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, membudidayakan tanaman buah nanas menjadi inspirasi Tim Restorasi Gambut Kalimantan Selaan untuk bisa menerapkan hal yang sama di daerah ini.
Ketua Tim Restorasi Gambut (TRG) Kalsel Saut Nathan Samosir, Jumat mengatakan, buah nanas yang ditanam di lahan gambut di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) tersebut sangat berhasil hingga mendapatkan hasil keuntungan Rp60 juta pada panen perdana dengan harga jual Rp3.500 per biji.
"Kami melirik budidaya nanas ini untuk diterapkan di Kalsel mulai tahun depan," kata Samosir.
Menurut Samosir, kelompok tani yang temui dalam kunjungan timnya baru-baru ini sekarang lebih memelihara tanaman nanas dibanding kebun sawit yang ada di sekitarnya.
"Uniknya, nanas justru ditanam di sela-sela areal kebun sawit dan akhirnya tumbuh subur dengan menghasilkan buah nanas yang rasanya manis dengan ukuran seperti nanas madu di Kalsel," kata Samosir.
Bahkan menurut pengalaman orang yang memakannya, nanas hasil budidaya di lahan gambut di Kabupaten OKI tidak berpengaruh bagi penderita sakit maag. Jadi yang sering ada keluhan maag dan asam lambung, tetap bisa mengonsumsinya.
"Hebatnya lagi, bubidaya oleh Kelompok Tani Mekar Sari itu tidak ditanam dengan pupuk, namun menggunakan Bios 44 yang diproduksi Korem 044/Gapo. Penanaman nanasnyadilakukan atas inisiatif anggota Babinsa setempat," kata pemilik perusahaan ekspedisi Lintas Jawa Group itu.
Untuk itu, Samosir optimis keberhasilan pengelolaan lahan gambut guna peningkatan ekonomi masyarakat tersebut bisa ditiru dengan bantuan dan kerjasama semua pihak terkait di Kalsel.
Apalagi saat kunjungan ke Sumsel, TRG turut mengajak Camat Banjang Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Camat Landasan Ulin Kota Banjarbaru dan tim TRG Kalsel telah merumuskan agar areal hutan lindung gambut di Banjarbaru sebagai "pilot project" budidaya nanas.
"Masyarakat di Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito Kuala juga menyatakan ketertarikannya dan mereka siapkan lahan, sedangkan pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut bisa membantu bibitnya," tandas Samosir.
Terkait program restorasi, selama 2017 TRG Kalsel telah merampungkan beberapa kegiatannya. Di antaranya pembangunan 125 sumur bor di Kabupaten Barito Kuala dengan paket revitalisasi ekonomi di empat desa seperti peternakan itik dan budidaya sayur mayur.
Kemudian di Kabupaten Hulu Sungai Selatan ada pembuatan 30 sumur bor dengan lima paket revitalisasi ekonominya seperti budidaya ikan nila dan ikan papuyu serta revitalisasi terpadu di lahan masyarakat seluas satu hektare.
Sedangkan di Kabupaten Hulu Sungai Utara terbangun 40 sekat kanal di Pulau Damar Kecamatan Banjang dan rencananya tahun depan dilaksanakan paket ekonominya, yakni salah satu alternatifnya budidaya nanas atau tanaman lain yang cocok.
Sementara di Banjarbaru, ada lima sekat kanal dan program Deputi IV Revitalisasi Sosial Ekonomi yang bekerjasama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk dua penelitian serta "pilot project" ekonomi terpadu hutan lindung bersama masyarakat di laham 2,5 hektare yang ditanami sayur-mayur dan lebah madu.