Banjarbaru (Antaranews Kalsel) - Tiga subsektor menjadi pendorong kenaikan nilai tukar petani (NTP) di Kalimantan Selatan pada Agustus 2017 yang tercatat 95,89 atau naik 0,44 persen dibanding Juli sebesar 95,47.
Kepala Badan Pusat Statisik Kalsel Diah Utami di Kota Banjarbaru, Rabu, mengatakan, tiga subsektor pendorong adalah hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan.
"Subsektor hortikultura naik 1,45 persen, tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 1,28 persen dan peternakan mengalami kenaikan sebesar. 0,71 persen," ujarnya.
Disebutkan, kenaikan sub sektor hortikultura disebabkan naiknya indeks harga komoditas kelompok buah-buahan dan kelompok tanaman obat, sedangkan kelompok sayuran menurun.
Kenaikan sub sektor tanaman perkebunan rakyat disebabkan naiknya indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat 1,00 persen dan penurunan indeks konsumsi rumah tangga 0,42 persen.
Kenaikan subsektor peternakan karena naiknya indeks harga komoditas kelompok ternak besar 0,74 persen, kelompok unggas 0,65 persen dan kelompok hasil ternak 0,12 persen.
"Sisi penurunan dari sub sektor peternakan akibat turunnya indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga 0,45 persen meski pun indeks BPPBM naik 0,11 persen," ungkapnya.
Sementara itu, sub sektor tanaman pangan turun sebesar 0,20 persen akibat turunnya indeks harga kelompok padi sebesar 0,36 persen dan palawija turun 0,51 persen.
Penurunan juga terjadi pada subsektor perikanan sebesar 0,76 persen karena indeks kelompok perikanan tangkap turun 1,40 persen dan kelompok budidaya ikan naik 0,14 persen.
Dikatakan, NTP yang diperoleh dari perbandingan indeks harga diterima petani terhadap indeks harga dibayar merupakan salah satu indikator melihat kemampuan/daya beli petani pedesaan.
"Nilai tukar petani juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Makin tinggi NTP, makin kuat daya beli masyarakat," katanya.