Balangan, (Antaranews Kalsel) - Petani budidaya ikan mas keramba Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, merugi hingga Rp3 Milyar, akibat mati massal yang disebabkan oleh serangan Koi Herpers Virus (KHV).
Menurut Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Balangan, Ahmad Fahruraji, ratusan ton ikan mas budidaya keramba milik masyarakat Kecamatan Lampihong yang berada di aliran sungai Balangan, mengalami mati massal mulai sepekan lalu.
"Setelah ada laporan dari masyarakat wilayah Kecamatan Lampihong, terkait mati massal ikan mas keramba, lalu dilakukan uji laboratorium pada sample ikan tersebut di Balai Perikanan Air Tawar (BPAT) di Mandi Angin Kabupaten Banjar, hasilnya akibat serangan virus KHV," ujarnya.
Sejatinya kata dia, imbauan dari Kementerian Pusat tentang adanya ancaman virus ini sudah ada sejak sepuluh tahun lalu, sehingga warga diminta untuk tidak membudidayakan ikan mas hingga dinyatakan bersih dari virus KHV, lantaran ikan yang mudah terserang virus ini adalah ikan mas.
"Kasus serupa pernah terjadi di tahun 2011 dan 2015 lalu di Balangan, namun tidak sebesar sekarang jumlah ikan yang matinya," ujar Fahruraji, Kamis (16/2) saat ditemui di ruang kerjanya.
Sebaiknya, imbau Fahruraji, warga yang ingin membudidaya ikan mas, menggunakan media kolam, agar lebih aman dari serangan virus.
"Keuntungan budidaya ikan mas memang menggiurkan, karena dalam satu keramba, jumlah ikan mas dengan ikan nila sama banyak, namun dalam hitungan berat, ikan mas bisa jauh lebih berat, karena nafsu makannya yang cukup tinggi, inilah yang membuat warga mengindahkan larangan budidaya ikanmas di sungai Balangan," terangnya.
Berdasarkan data Dinas Perikanan setempat, setidaknya sudah ada sekitar 150 ton ikan mas milik warga yang mati di enam desa, yakni Desa Jungkal, Kusambi Hulu, Kusambi Hilir, Kupang, Simpang Tiga dan Lok Panginangan, Kecamatan Lampihong.
"Diperkirakan total kerugian yang diderita oleh petani ikan mas mencapai Rp3 miliar. Terkait kualitas air yang juga diduga menjadi penyebab utama mati massalnya puluhan ribu ekor ikan mas ini, hasil uji laboratoriumnya mungkin baru bisa kita ketahui pada hari Senin nanti," singkatnya.