Banjarmasin (ANTARA) - Tuan Guru Haji Madyan Noor Mar'ie mengingatkan kaum Muslim jangan terperdaya dunia dan godaan syetan, dalam tausiyahnya di Masjid Assa'adah Komplek Beruntung Jaya Banjarmasin, Rabu malam.
"Pasalnya kehidupan dunia hanya sebentar atau sementara,.dan kehidupan dunia permainan, serta penuh fatamorgana," ujar Tuan Guru yang lama menimba ilmu agama di Mekkah Madinah Arab Saudi bergelar "Lc" dan "MA" tersebut.
Sedangkan syaitan memang kerjaannya menggoda anak cucu atau keturunan Nabi Adam alaihi salam (as) hingga akhir zaman dan iblis syaitan tidak kenal mati sebagaimana manusia, lanjut Tuan Guru asal Amuntai (185 km utara Banjarmasin) ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Kalsel.
Dalam hubungannya dunia penuh fatamorgana atau tipu daya, Tuan Guru Madyan sekilas menceritakan kehidupan Siti Hajar yaitu istri Nabi Ibrahim alaihi salam (as) di Mekkah yang kala itu merupakan padang pasir nan tandus.
Sementara Nabi Ibrahim mendapat perintah Allah agar kembali ke Gaza Palestina. Sedangkan Siti Hajar tinggal bersama anaknya Ismail yang ketika itu membutuhkan air karena kehausan.
Hajar pun berlari bolak-balik tujuh kali Bukit Safa - Bukit Marwa karena dari kejauhan sepertinya ada air, ternyata sebuah fatamorgana, ujar mantan Ketua Persatuan Qari dan Qariah DKI Jakarta itu.
"Namun akhirnya muncul air zamzam dekat Ismail dan sampai saat ini abadi. Mekkah pun serta Negara -Negara sekitar Arab Saudi menjadi makmur, seperti Kuwait, Qattar dan Emirat Arab, atas doa Nabi Ibrahim yang Allah kabulkan,
Menurut Tuan Guru Madyan, Indonesia kemungkinan bisa melebihi kemakmuran Negara Arab Saudi, Kuwait, Qattar dan Emirat Arab, karena kaya dengan sumber daya alam (SDA).
Sebagai contoh Arab Saudi atau negara sekitar Jazirah Arab hanya hasil minyak bumi dan gas, sedangkan Indonesia hampir semua jenis tambang ada antara lain minyak dan gas, emas, "emas hitam" (batu bara) dan intan
Begitu pula SDA non tambang seperti berbagai tanaman pangan dan usaha perkebunan juga cukup potensial, lanjut Tuan Guru yang mengaku keponakan almarhum H Idham Chalid - mantan Wakil Perdana Menteri (Waperdam) II pada masa Presiden Soekarno tersebut.
"Indonesia kaya dengan SDA, tetapi penduduknya masih banyak miskin, karena korupsi, dan untuk kepentingan orang tertentu, Tuan Guru Madyan Noor Mar'ie.