Banjarmasin (ANTARA) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) membentuk unit pengelola bisnis guna mewujudkan hilirisasi hasil penelitian untuk komersialisasi yang menjadi sumber pendapatan perguruan tinggi sekaligus menambah manfaat bagi masyarakat luas.
"ULM sebagai PTN dengan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU) harus memiliki unit pengelola bisnis yang dimulai tahun ini," kata Rektor ULM Prof Ahmad Alim Bachri di Banjarmasin, Kamis.
Mengawali langkah komersialisasi itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ULM mengadakan focus group discussion (FGD) di Hotel Fugo Banjarmasin mengenai valuasi dan hilirisasi hasil penelitian perguruan tinggi dengan menghadirkan beberapa narasumber antara lain Ahmad Gamal dari Direktorat Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia yang membahas penguatan riset dan inovasi perguruan tinggi sebagai sumber income kampus.
Kemudian Prof Nurul Taufiqu Rochman dari Pusat Material Maju BRIN yang menyampaikan materi penguatan riset yang berorientasi produk.
Prof Kuwat Triyana dari Departemen Fisika FMIPA UGM yang memaparkan praktek terbaik hilirisasi riset perguruan tinggi di UGM.
Rektor ULM menyatakan kedepannya riset tidak boleh lagi hanya tumpukan kertas dan publikasi di berbagai media sebagai syarat dosen naik pangkat.
Namun harus ditindaklanjuti dengan hilirisasi untuk komersialisasi dalam bentuk produk unggulan.
"Misalnya penelitian obat-obatan diwujudkan dalam bentuk produksi obat lalu dipasarkan, nantinya ada pabrikasi sehingga menyerap tenaga kerja dan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Sementara Kepala LPPM ULM Prof Sunardi mengakui selama ini telah banyak Paten dihasilkan para dosen namun memang hanya sebatas hak kekayaan intelektual yang dikantongi.
"Ini yang kemudian kita dorong bagaimana semua Paten bisa menjadi produk komersialisasi," ujarnya.
Di sisi lain dengan program revitalisasi perguruan tinggi, ULM ingin terus melakukan pengembangan riset dan inovasi guna mencapai target ULM menjadi Pusat Unggulan Lahan Basah di wilayah Asia Pasifik pada akhir tahun 2027.