"Tinggi kolom letusan teramati lebih kurang 2.000 meter di atas puncak," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Ibu, Axl Roeroe, dalam laporan yang diterima di Jakarta.
Roeroe mengatakan kolom abu terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat.
Erupsi itu tercatat pada seismograf—alat pengukur kekuatan gempa bumi di permukaan—dengan amplitudo maksimum 28 milimeter dan durasi 121 detik.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat untuk selalu mewaspadai aliran lahar pada sungai-sungai yang berhulu ke puncak Gunung Ibu dan selalu berkoordinasi dengan pos pengamatan gunung api setempat.
Apabila terjadi hujan abu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
Gunung Ibu merupakan gunung api bertipe stratovolcano yang memiliki ketinggian 1.325 meter di atas permukaan laut terletak di barat laut Pulau Halmahera, Maluku Utara.
Puncak gunung merupakan kawah vulkanik. Pusat kawah memiliki lebar 1 kilometer dan kedalaman 400 meter, sedangkan bagian luar memiliki lebar 1,2 kilometer.
Pada 26 Maret 2024, Gunung Ibu tercatat mengalami 23 kali gempa letusan, 47 kali gempa hembusan, 252 kali gempa vulkanik dangkal, 18 kali gempa vulkanik dalam, 5 kali gempa tektonik lokal, dan 5 kali gempa tektonik jauh.
Sepanjang tahun 2023, Gunung Ibu menduduki posisi kedua gunung api paling aktif erupsi di Indonesia. Gunung api tersebut mengalami erupsi sebanyak 21.100 kali.
Baca juga: Gunung Ibu meletus, lontarkan abu vulkanik setinggi 2,8 kilometer
Baca juga: Gunung Ibu di Maluku erupsi, lontarkan abu vulkanik 2,5 kilometer
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Riza Mulyadi