Gaza (ANTARA) - Ribuan warga Palestina mengungsi dari Kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan, lokasi pertempuran sengit antara tentara Israel dan pejuang Hamas, di tengah serangan dan pengeboman Israel yang kian intens, menurut sejumlah saksi mata pada Rabu (24/1).
Para saksi mata mengatakan bahwa penduduk Khan Younis berada dalam kondisi ketakutan dan panik serta berusaha mencari tempat perlindungan yang aman di tengah aksi pengeboman Israel yang terus berlangsung.
Mereka menambahkan bahwa ribuan orang melarikan diri dari bagian barat Khan Younis ke arah Deir al-Balah di Gaza tengah dan Rafah di ujung selatan Gaza.
Menurut para saksi mata yang tidak ingin disebutkan namanya, tentara Israel telah membunuh "sejumlah" warga Palestina yang bergerak menuju Kota Rafah atau tetap berada di dalam tenda-tenda yang mereka dirikan sebagai tempat penampungan sementara.
Sumber keamanan Palestina mengatakan kepada Xinhua bahwa tentara Israel telah mengepung Universitas Al Aqsa di Kota Khan Younis, yang menampung ratusan pengungsi, dan meminta para penghuninya untuk pergi dari sana.
Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (Palestine Red Crescent Society) menyatakan bahwa sedikitnya tiga orang pengungsi tewas dan dua lainnya luka-luka akibat pengeboman Israel yang menyasar pintu utara markas besar perhimpunan tersebut di Khan Younis.
Beberapa sumber medis Palestina di Kompleks Medis Nasser mengatakan ambulans sangat kesulitan untuk mengangkut korban luka dan jenazah korban tewas dari Khan Younis barat akibat gencarnya tembakan Israel.
Kepresidenan Palestina meminta masyarakat internasional dan pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan intervensi guna mencegah pengusiran warga Palestina.
Pihak kepresidenan mengatakan dalam sebuah pernyataan pers bahwa pengusiran warga Palestina merupakan "kejahatan perang yang tidak dapat ditoleransi."
"Kami memperingatkan masyarakat internasional bahwa niat otoritas pendudukan Israel sudah jelas: mengusir rakyat Palestina dari lahan dan tanah air mereka, dengan konsekuensi buruk yang akan ditimbulkannya," kata pernyataan itu.
Kepresidenan mengatakan akan "meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menggelar rapat darurat dan mendesak guna mengonfrontasi kejahatan serius ini."
Warga yang baru saja meninggalkan kota tersebut mengatakan bahwa gelombang terbaru serangan Israel di Khan Younis merupakan yang paling kejam sejak konflik Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober 2023.
Selama 24 jam terakhir, tentara Israel telah membunuh 210 warga Palestina dan menyebabkan 386 orang lainnya luka-luka dalam 24 serangan, sehingga total warga Palestina yang tewas dan luka sejak 7 Oktober 2023 masing-masing bertambah menjadi 25.700 orang dan 63.740 orang, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza pada Rabu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso