New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) didorong data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang lebih cepat dari perkiraan
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya meningkat 0,08 persen menjadi 106,6052.
Sorotan utama untuk data AS pada Kamis (26/10) yaitu proyeksi awal PDB kuartal ketiga yang mencapai 4,9 persen (yoy), melampaui perkiraan 4,7 persen (yoy) dan menandai peningkatan yang signifikan dari pertumbuhan sebesar 2,1 persen (yoy) pada kuartal kedua.
"Ini adalah laporan yang sangat kuat, tidak diragukan lagi. Namun, hal ini tidak mungkin berkelanjutan," kata ekonom senior Sam Bullard dari Wells Fargo.
Baca juga: Dolar menguat didorong obligasi AS
Menurut Bullard, tingkat pertumbuhan seperti ini tidak akan terulang pada kuartal keempat.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, klaim pengangguran awal naik 10.000 klaim menjadi 210.000 klaim dalam pekan yang berakhir 21 Oktober.
Jumlah orang yang sudah menerima tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 14 Oktober naik 63.000 klaim menjadi 1,79 juta klaim.
Itu merupakan level tertinggi sejak Mei, yang bisa menjadi pertanda bahwa para pekerja kesulitan menemukan pekerjaan baru dengan cepat.
Baca juga: Rupiah pada Kamis pagi melemah jadi Rp15.907 per dolar AS
Sementara itu, suku bunga hipotek AS naik selama tujuh minggu berturut-turut, menjadikannya kenaikan terpanjang sejak musim semi lalu.
Hipotek dengan suku bunga tetap selama 30 tahun rata-rata mencapai 7,79 persen pada 26 Oktober, berdasarkan data yang dirilis oleh Freddie Mac pada Kamis (26/10)
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0560 dolar AS dari 1,0567. Pound Inggris menguat ke 1,2135 dolar AS dari 1,2115 dolar AS.
Sementara itu, dolar AS mencapai 150,3720 yen Jepang, lebih tinggi dari 150,0070 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8990 franc Swiss dari 0,8967 franc Swiss, sedangkan dolar menguat menjadi 11,1600 krona Swedia dari 11,1441 krona.
Sumber: Xinhua
Baca juga: Emas naik dipicu ketegangan geopolitik di Timur Tengah
Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti