New York (ANTARA) - Dolar AS menguat terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) didorong kenaikan imbal hasil obligasi AS.
Indeks dolar yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,24 persen menjadi 106,5245.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis, melanjutkan pergerakan menuju level tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5 persen yang sempat ditembus pada awal pekan. Imbal hasil obligasi 10 tahun terakhir berada di 4,9506 persen pada Rabu (25/10).
Sementara di zona euro, Indeks Iklim Bisnis IFO Jerman mencapai 86,9 pada Oktober, naik dari bulan sebelumnya sebesar 85,8 dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 85,9.
Pada akhir perdagangan di New York, euro turun ke 1,0567 dolar AS dari 1,0589. Pound Inggris melemah ke 1,2115 dolar AS dari 1,2162 dolar AS.
Dolar AS menguat menjadi 1,3793 dolar Kanada dari 1,3730 dolar Kanada pada sesi sebelumnya. Bank of Canada (BoC) mengumumkan pada Rabu (25/10) bahwa mereka mempertahankan suku bunga acuan pada level 5 persen setelah pertemuan kebijakan pada Oktober.
"Secara keseluruhan, risiko inflasi telah meningkat sejak bulan Juli. Inflasi berada pada jalur yang lebih tinggi dari yang kami perkirakan. Kami mempertahankan suku bunga kebijakan tetap stabil karena kami ingin memberikan waktu bagi kebijakan moneter untuk mendinginkan perekonomian dan mengurangi tekanan harga," kata Gubernur Bank of Canada Tiff Macklem.
Sementara itu, dolar AS mencapai 150,0070 yen Jepang, lebih tinggi dari 149,8990 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,8967 franc Swiss dari 0,8932 franc Swiss, sedangkan dolar menguat menjadi 11,1441 krona Swedia dari 11,1128 krona.
Baca juga: Dolar AS menguat didorong naiknya PMI manufaktur AS
Baca juga: Harga emas turun seiring berlanjutnya konflik Israel-Hamas
Baca juga: Minyak Brent naik imbas konflik Timur Tengah
Penerjemah: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto