Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Kalimantan Selatan memastikan membantu penuh pemerintah untuk menurunkan angka stunting hingga mencapai target tinggal 14 persen pada 2024.
Ketua IDAI Cabang Kalsel dr Priyanti Kisworini Sp A, MKes di Banjarmasin, Kamis, menyampaikan, penurunan angka stunting merupakan salah satu program yang didukung sepenuhnya oleh IDAI, selain penurunan Angka kematian bayi dan balita, penurun kejadian TB dan sebagainya.
Baca juga: Bupati HSS terima kunjungan IDAI Kalsel
Baca juga: Bupati HSS terima kunjungan IDAI Kalsel
"Sehingga menjadi konsen bagi IDAI dalam usaha penurunan stunting tersebut," ujarnya.
Menurut dia, dari hasil survey status gizi indonesia (SSGI) disebutkan penurunan stunting di Indonesia dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen pada 2022.
Sementara itu, ungkap dia, data di Provinsi Kalimantan Selatan angka stunting turun dari 30 persen pada tahun 2021 menjadi 24,6 persen pada tahun 2022.
"Dan Kalsel masuk tiga propinsi yang berhasil menurunkan angka stunting tertinggi di Indonesia pada tahun 2022 setelah Propinsi Sumatra Selatan dan Kalimantan Utara," ungkap Priyanti.
Tentu saja pencapaian tersebut sangat layak untuk mendapat apresiasi sangat baik, ungkapnya lagi.
Walaupun pencapaian penurunan angka stunting yang berhasil dilakukan sekarang masih di atas angka stunting nasional.
"Artinya masih diperlukan upaya-upaya yang lebih baik dalam menjaga semangat untuk dapat mencapai tujuan penurunan angka stunting tersebut hingga tinggal 14 persen pada 2024 sesuai target nasional," ucap Priyanti.
Menurut dia, kalau melihat pencapaian penurunan stunting saat ini dengan mempertimbangkan target pada tahun 2024 tersebut, tentu bukan hal yang mudah.
Baca juga: New polio infections highlight importance of immunization: IDAI
Baca juga: New polio infections highlight importance of immunization: IDAI
Karenanya diperlukan kerjasama yang bersungguh-sungguh lintas sektoral, pemerintah daerah, dinas kesehatan, pelaku pelayanan kesehatan, yakni, dokter anak, dokter umum, petugas kesehatan lain seperti bidan, bidan desa, perawat, petugas gizi puskesmas, kader kesehatan desa.
Demikian juga dengan pusat pelayanan kesehatan, yakni, rumah sakit, puskesmas, polindes, posyandu, terkait juga departemen agama, dinas pendidikan dan juga organisasi seperti PKK.
Menurut Priyanti, diperlukan program yang baik sebagai perwujudan tindakan upaya-upaya tersebut, kemudian bagaimana pelaksanaan dan monitoring evaluasi untuk pencapaian targetnya.
"Sejauh ini yang saya tahu untuk Kalimantan Selatan sudah mempunyai acuan untuk penanganan upaya penurunan angka stunting dan sudah dilaksanakan dengan baik di berbagai wilayah di Kalsel," tuturnya.
Menurut Priyanti, semua tinggal meningkatkan kinerja, menjaga semangat dan mungkin yang paling penting monitoring evaluasi pelaksanaan di tiap-tiap wilayah.
IDAI Kalsel pun juga ikut terjun dalam kegiatannya, diantaranya pada 23 Juli 2023, IDAI akan mengadakan bhakti sosial yang dipusatkan di wilayah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dengan berbagai kegiatan yang salah satunya terkait dangan upaya stunting seperti seminar awam, pelatihan petugas kesehatan dan sebagainya.
"Moga kegiatan ini bisa membantu menurunkan angka stunting di provinsi ini," demikian kata Priyanti.