Banjarmasin (ANTARA) - Habib Ja'far bin Yusuf Assegaf mengingatkan halal bi halal yang bertujuan membersihkan dosa jangan justru sebaliknya membuat dosa baru.
"Halal bil halal yang merupakan tradisi kaum Muslim di Indonesia bagus atau boleh-boleh saja sebagai sarana memperat silaturahmi," ujarnya dalam tausyiah di Masjid Al Falah Komplek Bumi Pemurus Permai Banjarmasin Selatan, usai Shalat Subuh Jumat.
Namun pengasuh Pesantren Istiqamah Pekapuran Raya Banjarmasin itu menegaskan, dalam halal bil halal tersebut antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim jangan bersalam-salaman walau secara adat istiadat bagus, tetapi bamasakan syariah hukumnya haram.
Menurut Habib Ja'far, sayang bagi kaum Muslim yang sudah berjuang selama bulan puasa Ramadhan untuk mencapai orang yang muttaqiin dan bersih pada Hari Raya Fitrah, tapi dengan halal bil halal membuat dosa baru seperti bersalam-salamannya antara laki-laki dan perempuan bukan muhrim.
Contoh lain ketika usai shalat idul Fitri antara laki-laki dan perempuan bukan muhrim bersalam-salaman apapun alasannya, hal itu juga dosa.
"Adat istiadat ya adat istiadat dan hukum Islam ya hukum Islam. Jangan hukum Islam dikalahkan adat istiadat. Dengan yang bukan muhrim cukup dengan cara mengangkat tangan, tak mesti bersalaman guna menghindari dosa sekecil apapun," tegas Habib Ja'far.

Mengenai Ramadhan atau bulan yang penuh rahmah (rahmat), berkah (berkat) dan maghfirah, dia mengingatkan, waktu doa yang mustajab (Allah kabulkan) yaitu saat berbuka puasa.
"Sebagaimana hadits Rasulullah Muhammad Saw, tiap saat berbuka puasa Allah membebaskan sejuta orang Muslim dari azab neraka, kendati orang tersebut sudah masuk daftar untuk masuk neraka. Oleh karena itu, berdoalah kita semoga masuk yang Allah bebaskan dari azab neraka," Habib Ja'far.