Beirut (ANTARA) - Pemerintah Suriah dan pasukan pemberontak dukungan Turki menghadang lebih dari 100 truk pembawa bantuan kemanusiaan masuk ke dua zona di Provinsi Aleppo yang dilanda gempa, ungkap Amnesty International, Senin (6/3).
Bantuan yang meliputi makanan, pasokan obat, tenda dan bahan bakar itu dikirim oleh otoritas Kurdi, kata kelompok HAM tersebut.
Menurutnya, pemerintah Suriah mencegat masuk 100 truk pengangkut bantuan ke daerah-daerah yang mayoritas Kurdi di Kota Aleppo.
Di wilayah utara, pemberontak menghadang 30 truk pengangkut bahan bahan dan bantuan lainnya masuk ke Afrin, wilayah kantong yang dikuasai pasukan Turki dan pemberontak sekutu sejak mereka mengusir pejuang Kurdi pada 2018.
Sekitar 5.700 orang tewas akibat gempa 6 Februari dan gempa susulan di Suriah, di mana konflik 12 tahun telah memecah belah negara tersebut dan pengiriman bantuan di wilayah-wilayah yang diperselisihkan mengalami masalah.
Baca juga: Emir Qatar kecam politisasi bantuan untuk korban gempa di Suriah
Provinsi Aleppo dibagi menjadi zona yang dikuasai pemerintah, Kurdi dan pemberontak.
"Penghalang bantuan penting bermotif politik ini memiliki dampak yang tragis, terutama untuk tim pencarian dan pemulihan yang membutuhkan bahan bakar untuk menggunakan mesin," kata wakil direktur Amnesty International untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Aya Majzoub.
Majzoub mengatakan semua pihak bertikai harus menjamin bahwa warga sipil "memiliki akses tak terbatas untuk memperoleh bantuan."
PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya juga mengkritik pasukan Islamis garis keras di wilayah utara karena menghadang bantuan yang datang dari zona kekuasaan pemerintah.
Sejauh ini sebagian besar bantuan untuk daerah kekuasaan oposisi di Suriah melintasi tiga penyeberangan perbatasan dengan negara tetangga Turki - dua di antaranya dibuka atas izin Presiden Bashar Al Assad.
Bantuan yang masuk ke zona kekuasaan pemerintah diangkut melalui pesawat, truk dan jalur laut.
Sumber: Reuters
Baca juga: RS lapangan Indonesia telah layani 2.000 warga Turki terdampak gempa
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman