Banjarmasin (ANTARA) - Srikandi PLN mendukung pemberdayaan perempuan disabilitas melalui UMKM Teras Ecoprint yang dilaksanakan PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan di Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
PT PLN (Persero) aktif mengkampanyekan pemberdayaan perempuan atau woman empowerment. Tidak hanya dengan berbagai program peningkatan partisipasi pegawai perempuan dalam dapuk kepemimpinan perusahaan, namun juga mendorong kemandirian perempuan di masyarakat.
Ketua umum gugus tugas Srikandi PLN, Sinthya Roesly yang juga menjabat sebagai Direktur Keuangan PLN mengungkapkan pihaknya mendorong pemberdayaan perempuan melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PLN Peduli.
“Srikandi PLN berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan perempuan termasuk dalam membantu bisnis-bisnis UMKM yang mengarah kepada sustainability dan mengedepankan peran perempuan dalam kemandirian ekonomi,” ungkap Sinthya di Banjarbaru, Selasa.
Salah satu program pemberdayaan perempuan yang dijalankan PLN Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan adalah teras ecoprint yang berlokasi di Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
General Manager PLN UIP3B Kalimantan Abdul Salam Nganro mengatakan pihaknya telah melaksanakan program pemberdayaan masyarakat pada program teras ecoprint sejak tahun 2020.
“Kami bangga dapat terlibat dalam program pemberdayaan komunitas inklusif dan memberikan pendampingan untuk mereka dapat lebih berdaya dan mencapai kemandirian ekonimi,” kata Salam.
Dalam kesempatan yang sama, Gugus tugas srikand PLN juga memberikan bantuan berupa peralatan kerja untuk ekstensifikasi bisnis di UMKM tersebut.
Faizah Abdiah pembina UMKM Teras Ecoprint sangat bersyukur dan berterima kasih terhadap PLN yang senantiasa memberikan dukungan mulai dari awal program pelatihan, bantuan alat kerja dan bahan untuk teknik pounding ecoprint hingga sekarang apresiasi terhadap pemberdayaan perempuan disabilitas yang jarang mendapatkan perhatian.
“Awalnya kami hanya berfokus untuk mengarahkan anak-anak penyandang disabilitas berkegiatan dan melakukan hal-hal yang positif. Namun setelah melakukan assesmen bersama teman-teman PLN, justru menemukan potensi dari karakteristik mereka yang cocok dengan teknik pounding ecoprint “ ungkap Faizah.
Faizah memaparkan sudah banyak produk-produk bernilai jual tinggi yang dihasilkan dari teknik pounding ecoprint tersebut seperti Kain, kertas, mug, pouch, tote bag, jilbab dan pasmina. Selain itu pelatihan kewirausahaan yang telah diberikan dari PLN juga membuka wawasan mereka untuk mengembangkan potensi anak-anak disabilitas tersebut seperti dalam program petani disabilitas.
“Karena sistem pembuatan ecoprint yang menunggu order pembelian, kami memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha lain seperti pertanian disabilitas yang dapat menyalurkan energi mereka dan menjadi penghasilan tambahan lainnya” jelas Faizah.
Faizah mengungkapkan harapannya pemberdayaan anak-anak penyandang disabilitas ini mampu menghapus stigma negatif tentang mereka yang seringkali dinilai cuma bisa “minta-minta” saja tapi dapat menunjukkan mereka juga mampu bekerja dan memiliki kemandirian ekonomi.