Banjarmasin (ANTARA) - Dhea Maulida, salah satu yang menekuni usaha mikro kecil menengah (UMKM) khusus kulit lumpia di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mampu bertahan di saat pandemi COVID-19 melanda.
"Saat awal pandemi COVID-19 melanda sempat terjadi penurunan omset karena banyak warung, toko, sekolah maupun kantor tutup dan juga WFH," ujar pemilik usaha Rumah Produksi Kulit Lumpia Beruntung itu saat dihubungi, Selasa.
Namun, menurut mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Jurusan Administrasi Pendidikan Strata 2 ini, dengan melakukan inovasi dan promosi melalui media sosial usaha kulit lumpianya tetap bertahan.
"Saya terus berupaya di tengah pandemi COVID-19 agar omset tetap stabil dengan memanfaatkan media sosial, seperti Instagram, Tiktok, Shoope, Facebook. Syukur Alhamdullillah omset kami terus naik hingga saat ini," ungkap Juara Kedua Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2021 itu.
Tidak sampai di situ, jelas dia, saat pandemi COVID-19 melanda Rumah Produksi Kulit Lumpia Beruntung malah terus membuka lowongan pekerjaan dikarenakan permintaan konsumen terus menerus naik.
"Anehnya saat pandemi COVID-19, permintaan meningkat dan membuat kami tidak mampu menyanggupinya," ungkapnya.
Dalam satu hari Rumah Produksi Kulit Lumpia Beruntung, paparnya, bisa menghasilkan 15 ribu kulit lumpia.
Dalam menjalankan usaha, terang dia, kendala sudah pasti ada seperti keluar masuknya tenaga kerja.
"Kebanyakan alasan mereka keluar karena merasa jenuh dan ingin mencoba pekerjaan lain, walaupun ada fasilitas refreshing untuk tim," paparnya.
Saat ini jumlah tenaga kerja di Rumah Produksi Kulit Lumpia Beruntung ada 17 orang, mereka semuanya pemuda, beberapa di antara mereka adalah anak-anak putus sekolah.
"Salah satu misi kami adalah untuk menyejahterakan tim. Alhamdulillah saat ini mereka sudah mampu membeli motor dan handphone berkelas," terangnya lagi.
Kendala lainnya, lanjut dia, bahan baku terus melonjak naik, bahkan hampir setiap bulan.
"Walaupun terjadi kenaikan harga bahan baku, kami tidak bisa semena-mena menaikkan harga jual," tambahnya.
Untuk harga jual, sebut dia, isi 20 lembar dijual seharga Rp7.000, isi 50 lembar Rp17.000 dan isi 100 lembar Rp27.000.
Lebih lanjut dia mengemukakan, saat ini hanya ada satu rumah produksi Kulit Lumpia Beruntung di Kalimantan Selatan
Walaupun hanya satu tempat saja, ungkap dia, Rumah Produksi Kulit Lumpia Beruntung sudah menembus market Kalimantan selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Dengan kemajuan usaha tersebut, tambahnya lagi, Kulit Lumpia Beruntung mendapatkan kucuran pinjaman modal melalui kredit usaha rakyat (KUR).
"Tahun 2022 Rumah Produksi Kulit Lumpia Beruntung masuk 10 besar dalam Kawal Inkubator. Saat ini kita sedang menunggu investor dari Kawal Inkubator," tegasnya.
Dhea Maulida juga mengatakan, saat menjalankan usaha Kulit Lumpia Beruntung dimulai sejak tahun 2016 dengan modal awal Rp200 ribu.
Dari usaha tersebut hingga saat ini, sebut Dhea, omsetnya mencapai Rp600 hingga Rp700 juta setiap tahun.
Dia berharap, kulit lumpia Rumah Produksi Kulit Lumpia Beruntung bisa menjadi makanan khas Kalimantan Selatan, sehingga cita-citanya ingin membentuk Kampung Lumpia terwujud.
"Kulit lumpia yang kami produksi tidak pakai pengawet, hanya menggunakan tepung premium. Produk vegan tanpa ada unsur hewani ini sudah memiliki legalitas," demikian tutupnya.