Banjarmasin (ANTARA) - Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menangani stunting atau kekerdilan balita/anak bawah lima tahun bermasalah melalui Rencana Aksi Nasional Percepatan Percepatan Penurunan Stunting (RAN Pasti).
"RAN Pasti berupa lima tematik kegiatan yang dikawal Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten/kota," ujar Koordinator Program Manajer Percepatan Penurunan Stunting BKKBN Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) Didy Ariady melalui WA-nya, Ahad (21/8/22).
Ia menjelaskan, lima tematik dari RAN Pasti yaitu Tim Pendamping Keluarga (TPK), elektronik siap nikah siap hamil (Elsimil) dan audit kasus stunting (AKS), rembuk stunting dan mini lokakarya kegiatan-kegiatan tersebut.
"Kesemua kegiatan tersebut didanai melalui Dana Alokasi Khusus Bantuan Operasional Keluarga Berencana (DAK BOKB)," ujar mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) yang juga mantan Kasi Kesga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel itu.
Ia menambahkan, TPK itu terdiri dari bidan, kader PKK, dan kader KB yang pembentukannya setahun sejak penetapan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 62 Tahun 2021 tanggal 5 Agustus 2021.
"Berdasarkan Perpres 62/2021 tersebut, Kepala BKKBN beserta seluruh jajaran dan Kementerian/Lembaga terkait melakukan sosialisasi RAN Pasti ke seluruh provinsi di Indonesia," ujarnya.
"Sosialisasi RAN Pasti itu terutama pada 12 provinsi sebagai fokus sasaran utama program percepatan penurunan stunting juga melakukan pembekalan bagi TPK di seluruh indonesia," lanjutnya.
Ia berharap, melalui giat program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana atau "Bangga Kencana" menurunkan angka stunting di provinsinya.yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota.
"Kalsel sendiri masuk 12 provinsi prioritas percepatan penurunan Balita bermasalah yang angka prevalensinya 30 persen, tertinggi Kabupaten Banjar 40,2 persen dan terendah Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) 28,7 persen.
"Target penurunan di Kalsel tahun 2022 sebesar 25,71 persen, 2023 yaitu 21,51 persen, 2024 menjadi 17,27 persen. Sedangkan target nasional tahun 2024 penurunan stunting diharapkan menjadi 14 persen," demikian Didy Ariady.